Visual ini menuai perdebatan, terutama di kalangan penggemar muda yang belum terbiasa dengan simbolisme tajam dalam dunia musik pop.
Setelah sukses dengan “Short n’ Sweet” yang menempati posisi puncak Billboard 200, album terbaru ini diprediksi akan melanjutkan tren positif Carpenter di tangga lagu global. Para kritikus bahkan menyebut “Man’s Best Friend” sebagai momen “kedatangan kreatif sejati” bagi sang penyanyi.
“Produksinya sangat ketat, penuh hook memikat, seakan melimpah oleh ide musikal yang berani,” tulis salah satu media musik.
Dengan “Man’s Best Friend”, Sabrina Carpenter memposisikan dirinya bukan hanya sebagai penyanyi pop dengan lirik cerdas, tetapi juga sebagai artis yang memandang musik pop sebagai kerajinan sekaligus seni. Album ini membuktikan, popularitas besar tidak harus mengorbankan kedalaman artistik.
(Lulu/mg)






