Close Menu
Koran Mandala
  • Home
  • Peristiwa
  • Daerah
  • Politik
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Edukasi
  • Sport
  • Liputan Khusus
  • Otomotif
  • Tekno
  • Game
  • Hiburan
  • Wisata
  • Opini
Facebook Instagram YouTube TikTok
Kamis, 20 November 2025 4:25
YouTube Instagram TikTok Facebook
Koran MandalaKoran Mandala
  • Home
  • Peristiwa
    • Daerah
    • Nasional
    • Video
    • Bunga Rampai Seorang Jurnalis
  • Politik
    • Majalah Digital
  • Ekonomi
    • PLN
    • Bank BJB
  • Hukum
  • Edukasi
  • Liputan Khusus
  • Sport
    • Otomotif
  • Tekno
    • Game
  • Hiburan
    • Wisata
    • Ragam
  • Opini
Koran Mandala
  • Home
  • Peristiwa
  • Daerah
  • Politik
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Edukasi
  • Sport
  • Liputan Khusus
  • Otomotif
  • Tekno
  • Game
  • Hiburan
  • Wisata
  • Opini
Home»Hiburan»Mang Koko: Pelawak Tiga Zaman yang Tak Pernah Lelah Menertawakan Hidup

Mang Koko: Pelawak Tiga Zaman yang Tak Pernah Lelah Menertawakan Hidup

Hiburan Minggu, 27 Juli 2025 6:13 WIB
Twitter Tumblr Facebook WhatsApp
Pelawak Tiga Generasi, Mang Koko
Pelawak Tiga Generasi, Mang Koko

KoranMandala.com – Di balik suara renyah dan tawa yang khas, ada seorang seniman sepuh yang hidupnya tak pernah jauh dari panggung, kamera, dan masyarakat: R.E. Subagdja, SE, atau yang lebih akrab dikenal sebagai Mang Koko. Di usia 70 tahun, lelaki kelahiran Bandung ini justru makin aktif berkarya, menghadirkan tawa dan kebijaksanaan dalam setiap lakon yang ia mainkan.

“Kalau hidup bisa ditertawakan, kenapa harus terlalu serius?” ucapnya sambil terkekeh saat ditemui di sela syuting sinetron religi di Karawang, Mei lalu.

Mang Koko bukan sekadar pelawak. Ia adalah saksi hidup dari perkembangan seni pertunjukan Sunda dari era panggung rakyat, televisi analog, hingga dunia digital saat ini. Lebih dari tiga dekade mengabdi di dunia hiburan, ia tetap rendah hati, tetap bersahaja, tetap Mang Koko yang menyapa semua orang dengan panggilan batur.

Kabar Duka, Mas Polo Sang Pelawak Legendaris Srimulat Meninggal Dunia

Tertawa Sejak 1987

Perjalanan seni Mang Koko dimulai pada akhir 1980-an. Ia mendirikan Grup Lawak MEJENG, membawa semangat tawa yang mengakar dari kebudayaan Sunda dan realitas sosial masyarakat. Di bawah bimbingan tokoh-tokoh seperti W.D. Mochtar dan Bintang Adi, ia tampil dari panggung ke panggung: lomba lawak, pasar rakyat, hingga panggung negara seperti Istana Merdeka dan Mabes TNI AD.

Pada 1989 dan 1990, ia menyabet Juara II dalam Lomba Lawak BKKBN tingkat Jakarta Timur dan DKI Jakarta. Namanya makin dikenal, tak hanya sebagai pelawak, tapi juga aktor multitalenta — dari hansip, satpam, profesor pikun, sampai guru bloon, semuanya ia mainkan dengan rasa dan hati.

Sempat Tumbang, Kembali Menyala

Setelah puluhan tahun menghibur, Mang Koko sempat “menghilang” dari layar kaca. Ia terserang stroke usai pulang syuting, dan harus menjalani pemulihan selama hampir lima tahun. Tapi seperti kata orang bijak: seniman sejati tak pernah benar-benar pensiun.

Ketika kesehatannya mulai membaik, tawanya kembali mengudara. Ia membintangi 67 episode sinetron Amanah Wali 6 di RCTI, membaur dengan aktor muda tanpa kehilangan kharisma.

“Tawa itu obat. Selama saya masih bisa membuat orang tertawa, kenapa harus berhenti?” katanya dengan mata berbinar.

Menjaga Warisan, Merawat Budaya

Mang Koko bukan hanya seniman lawak, tapi juga penjaga budaya Sunda. Ia aktif dalam berbagai produksi film karya Ki Raden Akbar, sineas lokal yang getol mengangkat sejarah dan tradisi lokal. Lewat peran-peran itu, ia menyisipkan nilai: kesederhanaan, kebersamaan, dan rasa cinta pada leluhur.

Sebagai aktor senior, ia tak merasa lebih tinggi dari siapa pun. Justru ia sering menjadi mentor senyap bagi aktor muda, memberi nasihat sederhana tapi menancap dalam: “Jangan hanya hafal dialog. Mainkan peranmu dengan jujur.”

Abah yang Dirindukan

Meski tak lagi muda, kehadiran Mang Koko di lokasi syuting selalu memberi energi. Ia menyapa rekan-rekan seperti Shanty Rohaetin (Mak Ijah) atau Ambu Sonnia seperti keluarga. Tak ada jarak antara generasi. Ia bukan hanya aktor senior, tapi ‘Abah’ yang dirindukan — tempat cerita mengalir dan nasihat hadir tanpa menggurui.

Kini, saat rambutnya memutih dan langkahnya lebih pelan, semangat Mang Koko justru terasa lebih terang. Ia telah melewati zaman Kang Ibing, Aom Kusman, dan H. Jojon — dan masih berdiri di tengah arus zaman digital yang berubah cepat. Tapi satu yang tak pernah berubah: tawanya yang menyembuhkan, kehadirannya yang menghangatkan.

Tanpa banyak bicara soal prestasi, Mang Koko telah menorehkan jejak mendalam dalam dunia hiburan Indonesia. Ia tak pernah meminta untuk diingat, tapi selalu dicintai oleh siapa pun yang pernah mengenalnya — baik di panggung, layar kaca, atau warung kopi tempat ia bercanda dengan warga.

Dan hingga hari ini, ia terus melangkah. Dengan tawa. Dengan cinta. Dengan dedikasi tanpa batas.
Mang Koko, pelawak lintas zaman yang tak pernah pensiun dari panggung kehidupan.

Listen to this article

Headline Mang Koko Pelawak
Sony Fitrah

BERITA LAINNYA

Bandung Zoo Catat Kelahiran Tapir ke-11, Tertinggi di Asia

Bandung Zoo Catat Kelahiran Tapir ke-11, Tertinggi di Asia

Sepucuk Surat dari Neng untuk Ayah: Kisah Haru di Hari Ayah Nasional

Sepucuk Surat dari Neng untuk Ayah: Kisah Haru di Hari Ayah Nasional

Avengers-Doomdays-2026

Trailer Film Avengers Doomsday: Ekspresi Emosional Doctor Doom, Sinopsis Penuh Konflik dan Jadwal Tayang Resmi

Rekomendasi film bertema Hari Ayah

Hari Ayah Nasional: 5 Film Indonesia yang Menyentuh untuk Dihabiskan Bersama Bapak

bank bjb Dukung West Java Festival 2025, Dorong Ekonomi Kreatif dan Literasi Keuangan Digital

Coffee Bawa Studio, Simpul Baru Gaya Hidup Urban Anak Muda Bandung

Coffee Bawa Studio, Simpul Baru Gaya Hidup Urban Anak Muda Bandung

BERITA TERKINI

Mahasiswa HMI Dakwah Gelar Aksi Tolak RKUHAP dan Wacana Soeharto Jadi Pahlawan Nasional

Mahasiswa HMI Unisba Gelar Aksi Tolak RKUHAP dan Wacana Soeharto Jadi Pahlawan Nasional

178 pendaki terjebak di Gunung Semeru pasca erupsi

Darurat di Semeru: 178 Pendaki Terperangkap di Ranu Kumbolo Usai Erupsi

KDM Maksimalkan Peran Kader PKK dan Aparat Desa Atasi Stunting

KDM Maksimalkan Peran Kader PKK dan Aparat Desa Atasi Stunting

"Ketika Mangga Menjadi Doa: Perjalanan Panjang Bu Jumidah Membesarkan Harapan

Ketika Mangga Menjadi Doa: Perjalanan Panjang Bu Jumidah Membesarkan Harapan

Persib Bandung Pastikan 19 Ribu Tiket Telah Terjual Dari 25 Ribu Kuota Tersedia

Persib Bandung Pastikan 19 Ribu Tiket Telah Terjual, Dari 25 Ribu Kuota yang Disediakan

DAERAH

Pemkab Garut Gelar Sosialisasi Kerja Sama Daerah dan Mekanisme Perjalanan Dinas Luar Negeri

Pemkab Garut Gelar Sosialisasi Kerja Sama Daerah dan Mekanisme Perjalanan Dinas Luar Negeri

Polres kuningan Amankan Residivis dan 5 Motor Curian Yang Resahkan Warga

Polres kuningan Amankan Residivis dan 5 Motor Curian Yang Resahkan Warga

Lapas Kelas IIA Kuningan Gelar Coffee Morning Bersama Media, Perkuat Transparansi Informasi

Lapas Kelas IIA Kuningan Gelar Coffee Morning Bersama Media, Perkuat Transparansi Informasi

Satresnarkoba Polres Garut Ringkus Tiga Pengedar Obat Keras di Limbangan

Satresnarkoba Polres Garut Ringkus Tiga Pengedar Obat Keras di Limbangan

BANDUNG

Ketua Umum Muhammadiyah Haedar Nashir saat memberi sambutan dalam acara Penandatanganan Nota Kesepahaman antara PP Muhammadiyah dengan Institut Teknologi Bandung, Senin (17/11/2025). (istimewa)

Muhammadiyah: Bandung adalah Kota Besar

Anggota DPRD Kota Bandung, Andri Gunawan

Andri Gunawan Tegaskan Bandung Tak Boleh Kehilangan Identitas sebagai Kota Toleran

Ilustrasi Kepadatan Lalulintas saat Mudik Lebaran

Uji Coba Traffic Light AI di Bandung Dinilai Belum Menjawab Akar Masalah Kemacetan

Memperingati Hari Toleransi Internasional, Bandung Gelar Dialog Kebangsaan Bahas Quo Vadis Pluralisme di Kota HAM

Memperingati Hari Toleransi Internasional, Bandung Gelar Dialog Kebangsaan Bahas Quo Vadis Pluralisme di Kota HAM

POPULER
Polda Jawa Barat berhasil memulangkan Reni Rahmawati (23), perempuan asal Kecamatan Cisaat, Sukabumi, yang menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) di China.

Polda Jabar Pulangkan Korban TPPO ke Tanah Air

178 pendaki terjebak di Gunung Semeru pasca erupsi

Darurat di Semeru: 178 Pendaki Terperangkap di Ranu Kumbolo Usai Erupsi

dokter hewan 24 jam

Klinik Dokter Hewan Buka 24 Jam di Sekitar Bandung

Bayi Sembelit, Ini Penyebab dan Cara Efektif Mengatasinya!

PT MANDALA DIGITAL MEDIA
Jl. Waluh No 12, Malabar.
Kecamatan Lengkong, Kota Bandung
Jawa Barat 40262

Facebook Instagram YouTube TikTok
KATEGORI
Peristiwa Politik Ekonomi Hukum Daerah Hiburan Edukasi Tekno Sport Opini Indeks
LINKS
Tim Redaksi
Pedoman Media Cyber
Kebijakan Privasi
Tentang Kami
© 2025 KoranMandala.com

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.