Hal tersebut menunjukkan bahwa acara ini juga dapat para penggemar sebut dengan “Tur AS” atau “Tur Jepang”.
Keterbatasan geografis ini menimbulkan dilema yang signifikan bagi penggemar internasional.
Meskipun para penggemar ini ingin menyaksikan Idol favorit tampil secara langsung, kenyataannya banyak yang tidak mampu untuk bepergian jauh.
Hal ini juga akan menanggung beban keuangan yang besar untuk menghadiri konser di luar negeri.
Perlu pihak agensi catat bahwa tanpa dukungan dan minat yang antusias dari para penggemar global ini, banyak Idol tidak akan mencapai tingkat pengakuan dan kesuksesan internasional yang mereka nikmati saat ini.
Adapun yang memperparah situasi ini, baru-baru ini kita melihat pembatalan konser dan penampilan K-Pop yang tidak terduga karena masalah visa dan situasi setempat.
Misalnya, KARD mengumumkan bahwa pembatalan tur Amerika Utara “New Era” karena masalah visa.
Begitu pula, konser solo Taeyeon Girls Generation di Jepang tiba-tiba batal.
Penampilan J-Hope BTS di televisi AS batal karena masalah lokal yang tidak terduga.
Selain itu, Xikers harus membatalkan tur Asia karena komplikasi visa yang serupa.
Tren pembatalan yang mengkhawatirkan ini tidak hanya mengecewakan para penggemar yang bersemangat tetapi juga mengganggu momentum dan rencana para artis.
Jadi, inilah dilema sebenarnya yang harus para penggemar dan orang dalam industri pertimbangan, “Apakah ini awal dari tren yang lebih luas berupa pembatalan yang sering dan cakupan geografis yang terbatas untuk tur K-Pop?”
Jika demikian, bagaimana masalah ini dapat mempengaruhi pasar global untuk K-Pop di masa mendatang.
Selain itu, berpengaruh juga para pengalaman para penggemar dan pertumbuhan internasional para Idol.
Industri dan penggemar harus menghadapi tantangan ini bersama-sama untuk memastikan bahwa K-Pop benar-benar tetap menjadi fenomena global yang dapat diakses oleh semua orang. ***