“Tentu, ini peluang bagi UMKM untuk berinovasi dan meningkatkan kreativitas dalam mengolah tanaman unik ini,” katanya.
Di balik namanya yang unik, Turbo menyimpan filosofi mendalam. Jero dalam bahasa Sunda berarti “dalam”. Sama seperti hidup, yang berharga sering kali tersembunyi, dan hanya bisa ditemukan dengan kesabaran.
Kini, Turbo bukan lagi sekadar tanaman rawa yang tumbuh liar. Ia hadir sebagai identitas baru Karawang, oleh-oleh yang membanggakan, sekaligus simbol keberanian daerah ini untuk menampilkan keunikan lokal di tengah arus modernitas.
Apakah Turbo akan bertahan dan populer di lidah masyarakat luas? Itu memang soal waktu. Tapi satu hal pasti: dari rawa-rawa Karawang, lahirlah sebuah cerita baru tentang kuliner, identitas, dan kebanggaan.
