Koran Mandala -Sektor pariwisata Jawa Barat mengalami peningkatan di bidang alam, budaya, dan kuliner, menarik wisatawan domestik maupun internasional. Pertumbuhan ini mendorong kebutuhan tour leader profesional.
Pelatihan dan pendidikan khusus bagi calon tour leader menjadi faktor utama perkembangan ini. Berbagai lembaga pendidikan di Jabar mulai menawarkan kursus keterampilan komunikasi, pengetahuan destinasi, dan manajemen kelompok sesuai SKKNI.
Indonesia Tour Leader Association (ITLA) menggelar sosialisasi SKKNI di Ballroom Yello Hotel Bandung, Jumat lalu. Ketua DPD ITLA Jabar, Reggy Adriansjah, menjelaskan pentingnya standarisasi dalam profesi tour leader.
“Standarisasi ini meliputi pemahaman rute perjalanan, keterampilan komunikasi, administrasi perjalanan, dan penanganan situasi darurat,” ujarnya, Selasa (18/3/2025).
Menurut Reggy, SKKNI mencakup 33 unit kompetensi yang dibagi menjadi empat level, yaitu 3, 4, 5, dan 6.
“Tour leader adalah tour manager dalam perjalanan. Untuk mencapai posisi itu, mereka harus melewati tahapan dari staf hingga supervisor,” katanya.
Duta Pendidikan Putra Putri Bumi Siliwangi UPI 2024, Wafi Wisnutama, menekankan pentingnya sinergi Gen Z dengan pemerintah daerah dan komunitas pariwisata.
“Gen Z bisa meningkatkan visibilitas Jabar sebagai destinasi wisata dengan keahlian teknologi mereka,” ujarnya.
DPD ITLA Jabar dan Komunitas Tour Leader Tasikmalaya (KTLT) sepakat membahas potensi Priangan Timur.
Perwakilan KTLT, Bayu Patahillah, mengatakan penggunaan teknologi membantu promosi destinasi wisata.
“Tour leader dapat mengedukasi wisatawan tentang pelestarian lingkungan dan budaya lokal, menambah nilai pengalaman wisata,” katanya.
Dewan Pakar Asosiasi Ahli Emisi Karbon Indonesia (Acexi), Wisnu Aji, mengapresiasi upaya DPD ITLA Jabar dalam memperkuat jaringan tour leader.
“Kegiatan ini mendorong kolaborasi antar pelaku pariwisata dan memperkuat posisi Jabar sebagai destinasi wisata unggulan,” ujarnya.
