KoranMandala.com – Di era digital seperti sekarang, anak-anak tumbuh dalam dunia yang penuh dengan layar: ponsel, tablet, komputer, dan televisi. Gawai memang menawarkan kemudahan dan hiburan, namun di sisi lain bisa menjadi candu yang mengganggu tumbuh kembang anak. Ketergantungan terhadap gawai dapat menurunkan kemampuan sosial, merusak pola tidur, hingga mengganggu konsentrasi belajar. Maka, sudah menjadi tugas orang tua untuk mendampingi dan membimbing anak keluar dari jerat kecanduan ini.
1. Jadilah teladan.
Anak meniru apa yang mereka lihat. Jika orang tua terus-menerus menatap layar, anak pun akan melakukan hal yang sama. Mulailah dengan membatasi penggunaan gawai di rumah, terutama saat makan atau berkumpul bersama.
2. Tetapkan aturan waktu layar.
Buat jadwal yang jelas kapan anak boleh bermain gawai dan kapan harus berhenti. Gunakan aplikasi pengatur waktu jika perlu, dan konsisten dalam menerapkannya.
Meutya Hafid Tinjau Pendidikan Karakter Pelajar di Barak Militer Purwakarta
3. Bangun komunikasi yang hangat.
Anak yang merasa diperhatikan dan dicintai cenderung tidak mencari pelarian di dunia digital. Ajak mereka mengobrol setiap hari, tanyakan perasaan dan aktivitas mereka.
4. Kenalkan aktivitas alternatif.
Berikan pilihan kegiatan lain yang menarik seperti membaca, menggambar, bermain peran, atau olahraga ringan. Beri ruang untuk kreativitas dan eksplorasi di dunia nyata.
5. Libatkan anak dalam kegiatan rumah.
Melibatkan anak dalam kegiatan seperti memasak, berkebun, atau membersihkan rumah akan memberi mereka rasa tanggung jawab dan mengurangi waktu layar.
6. Bangun kedisiplinan digital sejak dini.
Ajarkan anak sejak awal bahwa gawai adalah alat, bukan pelarian. Buat aturan tentang konten yang boleh diakses dan ajarkan literasi digital secara bertahap.
7. Beri konsekuensi yang mendidik.
Jika anak melanggar aturan, beri konsekuensi yang jelas dan proporsional, bukan hukuman yang membingungkan. Tujuannya adalah membentuk kebiasaan, bukan membuat trauma.
8. Perkuat hubungan emosional.
Anak yang merasa diterima dan dipahami cenderung lebih kooperatif. Tunjukkan empati atas kebutuhannya, bukan hanya mengatur.
9. Libatkan sekolah dan lingkungan.
Pastikan sekolah juga menerapkan kebijakan bijak terhadap penggunaan gawai dan ajak lingkungan sekitar untuk mendukung.
10. Bersabar dan konsisten.
Proses membebaskan anak dari kecanduan gawai bukanlah perkara semalam. Dibutuhkan ketekunan, kesabaran, dan cinta tanpa syarat.
Dengan pendekatan yang bijak dan penuh kasih, orang tua dapat membantu anak menyeimbangkan dunia digital dan nyata, tumbuh menjadi pribadi yang sehat secara mental, emosional, dan sosial.