KoranMandala.com – Dalam perjalanan hidup, setiap insan pasti pernah merasakan gelisah, cemas, atau tidak tenang. Kegelisahan bisa datang karena berbagai hal: tekanan pekerjaan, masalah keluarga, ketakutan akan masa depan, atau bahkan rasa bersalah atas dosa-dosa di masa lalu. Dalam Islam, kegelisahan bukanlah hal yang asing. Bahkan Rasulullah ﷺ pun pernah merasakannya. Namun, beliau selalu menghadapinya dengan doa dan tawakal kepada Allah.
Doa bukan sekadar rangkaian kata, melainkan ikatan spiritual antara hamba dan Tuhannya. Ketika hati mulai gundah, doa menjadi jalan untuk meluapkan isi hati, memohon pertolongan, dan berserah diri kepada Zat Yang Maha Menenangkan.
Hukum Ziarah Kubur dan Mengirim Doa kepada Orang Meninggal, Ustaz Adi Hidayat Jelaskan ini
Salah satu doa yang diajarkan Rasulullah ﷺ saat mengalami kegelisahan adalah:
“Allahumma inni a’udzu bika minal-hammi wal-ḥazan, wa a’udzu bika minal-‘ajzi wal-kasal, wa a’udzu bika minal-jubni wal-bukhl, wa a’udzu bika min ghalabatid-daini wa qahrir-rijal.”
Artinya: “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kegelisahan dan kesedihan, dari kelemahan dan kemalasan, dari rasa takut dan kikir, serta dari lilitan utang dan tekanan manusia.” (HR. Bukhari)
Doa ini mencakup berbagai kondisi psikologis yang bisa memicu kegelisahan, dan Rasulullah ﷺ mengajarkannya sebagai bentuk terapi ruhani.
Mengelola Kegelisahan dengan Iman
Selain berdoa, Islam mengajarkan untuk memperkuat iman dan tawakal. Allah berfirman:
“Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’d: 28)
Ayat ini menjadi pengingat bahwa gelisah adalah sinyal bahwa hati butuh lebih dekat kepada-Nya. Ibadah seperti sholat malam, membaca Al-Qur’an, berdzikir, dan sedekah dapat memperkuat ketenangan hati.
Kegelisahan adalah bagian dari fitrah manusia. Namun, Islam telah membekali umatnya dengan jalan untuk keluar dari kegundahan itu. Dengan berdoa, berdzikir, dan memperkuat keyakinan kepada Allah, maka ketenangan akan datang perlahan, seperti fajar setelah malam panjang.