KoranMandala.com –Institut Teknologi Bandung (ITB) menggulirkan program pengabdian masyarakat di Desa Padasuka, Kecamatan Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang, dengan pendekatan yang tak biasa: mengelola sampah organik langsung dari pekarangan rumah warga melalui sistem banana circle.
Program ini merupakan bagian dari skema Top Down tahap 2 dari Direktorat pengabdian masyarakat dan layanan kepakaran (DPMK) ITB tahun 2025, dengan fokus pada pertanian berkelanjutan dan pengelolaan limbah organik desa.
Koordinator kegiatan, Deni Suwardhi, menyebutkan bahwa pengabdian ini merupakan bentuk nyata kontribusi kampus untuk menjawab persoalan mendasar di masyarakat: pengelolaan sampah organik yang kerap dianggap sepele, namun berdampak besar terhadap kesehatan dan lingkungan.
Adam Przybek Yakin Training Camp Thailand Akan Berdampak Baik Bagi Persib
“Kita ingin menghadirkan solusi yang bukan hanya menyentuh aspek lingkungan, tapi juga mendukung ekonomi warga,” ujar Deni.
Tambah Deni, Sampah rumah tangga dan kebun di desa biasanya dibakar, padahal itu mencemari udara dan membahayakan kesehatan juga.
“Dengan banana circle, kita tidak hanya mengolah sampah menjadi kompos alami, tapi juga menanam pisang yang bisa dikonsumsi atau dijual oleh warga,” katanya.
Karlia Meitha, dosen dari Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH) ITB, menjelaskan bahwa pendekatan ini sekaligus menyasar dua tujuan utama: mengurangi sampah rumah tangga dan menghasilkan pangan.
Dalam pelatihan yang digelar, warga Desa Padasuka diajak mengenal dan mempraktikkan sistem banana circle, yaitu metode menanam pohon pisang melingkari lubang yang diisi sampah organik rumah tangga. Sampah ini kemudian diurai secara alami oleh mikroba tanah dan menjadi sumber nutrisi langsung bagi tanaman.
Tak hanya pisang, tanah di sekitar banana circle juga bisa dimanfaatkan untuk tanaman tumpangsari seperti talas atau rempah-rempah.






