Close Menu
Koran Mandala
  • Home
  • Peristiwa
  • Daerah
  • Politik
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Edukasi
  • Sport
  • Liputan Khusus
  • Otomotif
  • Tekno
  • Game
  • Hiburan
  • Wisata
  • Opini
Facebook Instagram YouTube TikTok
Kamis, 20 November 2025 11:05
YouTube Instagram TikTok Facebook
Koran MandalaKoran Mandala
  • Home
  • Peristiwa
    • Daerah
    • Nasional
    • Video
    • Bunga Rampai Seorang Jurnalis
  • Politik
    • Majalah Digital
  • Ekonomi
    • PLN
    • Bank BJB
  • Hukum
  • Edukasi
  • Liputan Khusus
  • Sport
    • Otomotif
  • Tekno
    • Game
  • Hiburan
    • Wisata
    • Ragam
  • Opini
Koran Mandala
  • Home
  • Peristiwa
  • Daerah
  • Politik
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Edukasi
  • Sport
  • Liputan Khusus
  • Otomotif
  • Tekno
  • Game
  • Hiburan
  • Wisata
  • Opini
Home»Edukasi»Ganja Sebagai Obat: Jejak Sejarah dan Peluang Penggunaan Medis

Ganja Sebagai Obat: Jejak Sejarah dan Peluang Penggunaan Medis

Edukasi Selasa, 15 Juli 2025 15:24 WIB
Twitter Tumblr Facebook WhatsApp
Ilustrasi Tabib China Kuno Mengobati Pasien dengan Terapi Ganja
Ilustrasi Tabib China Kuno Mengobati Pasien dengan Terapi Ganja

Koran Mandala – Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Marthinus Hukom menyatakan bahwa pihaknya tengah melakukan riset mendalam mengenai potensi penggunaan ganja untuk kepentingan medis. Penelitian ini dilakukan atas dorongan masyarakat yang disampaikan melalui Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), dan saat ini BNN bekerja sama dengan sejumlah institusi, salah satunya Universitas Udayana di Bali.

“Kami sedang mengkaji dari berbagai aspek—kesehatan, moral, hingga ekonomi. Semuanya harus menjadi landasan dalam penelitian ini,” ujar Marthinus usai memberikan kuliah umum di Universitas Udayana, Jimbaran, Kabupaten Badung, Bali, Selasa (15/7), dikutip dari CNN Indonesia.

Polres Garut Bekuk Dua Pengedar Ekstasi dan Ganja, Barang Bukti Senilai Puluhan Juta Diamankan

Pernyataan Marthinus tentu ditanggapi berbeda oleh publik. Ada yang setuju dan ada yang tidak. Ada baiknya kita menelususri sejarah penggunaan ganja sebagai obat sebagai tambahan wawasan.

Selama ribuan tahun, ganja (Cannabis sativa) telah digunakan oleh berbagai peradaban sebagai tanaman yang memiliki nilai medis, spiritual, dan industri. Jauh sebelum menjadi objek kontroversi hukum di era modern, ganja telah menjadi bagian dari tradisi pengobatan kuno di banyak belahan dunia. Di abad ke-21, perhatian terhadap manfaat medis ganja kembali mencuat, menghidupkan perdebatan antara potensi penyembuhannya dan tantangan regulasi.

Jejak Ganja dalam Peradaban Kuno

Penggunaan medis ganja pertama kali tercatat dalam teks kuno dari Tiongkok sekitar 2700 SM, pada masa Kaisar Shen Nung yang disebut sebagai bapak pengobatan Tiongkok. Dalam Pen Ts’ao Ching, ganja disebut sebagai tanaman yang bermanfaat untuk mengobati rematik, malaria, dan gangguan sistem pencernaan.

Di India kuno, ganja dikenal sebagai “bhang” dan dipakai dalam praktik Ayurveda untuk mengobati insomnia, gangguan saraf, dan bahkan sebagai afrodisiak. Dalam kitab Atharvaveda, ganja dianggap sebagai salah satu dari “lima tanaman suci” yang diberikan untuk menyembuhkan dan menenangkan jiwa.

Sementara itu, di Mesir kuno, peneliti menemukan catatan ganja digunakan untuk mengobati peradangan dan wasir. Bahkan, bangsa Yunani dan Romawi kuno mengenal ganja sebagai tanaman yang dapat mengurangi sakit telinga, nyeri sendi, dan kejang.

Dari Dunia Islam ke Eropa

Dalam tradisi pengobatan Islam abad pertengahan, tokoh seperti Ibn Sina (Avicenna) menyebut ganja dalam Canon of Medicine sebagai bagian dari terapi herbal untuk berbagai gangguan, meski dengan peringatan terhadap efek psikoaktifnya. Penggunaan ganja juga dikenal luas dalam budaya Persia, Turki, dan Arab sebagai penenang atau analgesik.

Masuknya ganja ke Eropa terjadi melalui perdagangan lintas benua pada abad pertengahan dan kian berkembang di era kolonial. Di Inggris, pada abad ke-19, William Brooke O’Shaughnessy, seorang dokter yang bekerja di India untuk East India Company, mempopulerkan penggunaan ganja medis di kalangan dokter Barat setelah meneliti manfaatnya dalam mengobati kejang dan nyeri.

Ganja dalam Dunia Modern: Dari Legalisasi hingga Riset Klinis

Memasuki abad ke-20, persepsi terhadap ganja mulai berubah drastis, terutama karena dikaitkan dengan penyalahgunaan narkotika. Banyak negara, termasuk Indonesia, memasukkan ganja sebagai narkotika Golongan I yang dilarang untuk digunakan dalam pengobatan.

Namun, sejak 1990-an, riset-riset ilmiah menunjukkan bahwa senyawa aktif dalam ganja seperti THC (tetrahidrokanabinol) dan CBD (kanabidiol) memiliki manfaat signifikan untuk terapi penyakit kronis, seperti:

Epilepsi

Multiple sclerosis

Nyeri kanker

Gangguan kecemasan

Mual akibat kemoterapi

Kini, beberapa negara seperti Kanada, Jerman, Thailand, dan sejumlah negara bagian di AS telah melegalkan penggunaan ganja medis dengan pengawasan ketat. Di Thailand, misalnya, ganja diizinkan untuk penggunaan tradisional dan medis sejak 2022.

Ganja di Indonesia: Saat Tradisi dan Regulasi Bertemu

Di Indonesia, ganja dikenal dalam literatur kuno sebagai bagian dari jamu di daerah Aceh. Namun, penggunaannya dilarang total sejak berlakunya UU Narkotika. Meski demikian, beberapa aktivis, peneliti, dan orang tua pasien epilepsi berat mendorong agar pemerintah membuka ruang bagi riset medis terhadap ganja, seperti yang dilakukan oleh negara-negara lain.

Meskipun masih menjadi perdebatan, semakin banyak suara akademik dan medis yang menilai bahwa penelitian ganja untuk keperluan pengobatan harus difasilitasi secara legal, ilmiah, dan bertanggung jawab.

Kembali ke Akar, Menuju Masa Depan

Ganja telah melintasi ribuan tahun sejarah umat manusia sebagai tanaman yang memiliki potensi medis dan spiritual, namun juga rentan disalahpahami. Memahami sejarah ganja sebagai obat adalah langkah penting untuk melihatnya tidak hanya dari sudut hukum, tetapi juga dari perspektif kesehatan publik, etika pengobatan, dan warisan pengetahuan tradisional.

Dengan pendekatan ilmiah dan regulasi yang bijak, mungkin sudah saatnya Indonesia — seperti nenek moyangnya dahulu — melihat ganja sebagai tanaman obat yang patut dikaji, bukan hanya ditakuti.

Listen to this article

Ganja Sebagai Obat Headline Sejarah Ganja
Sony Fitrah

BERITA LAINNYA

Hari Anak Sedunia 2025

Hari Anak Sedunia 2025: Sejarah, Makna, dan Cara Merayakannya

Tel-U Gandeng Cyberport Hong Kong, Gerbang Startup Indonesia ke Pasar Global Resmi Dibuka

Tel-U Gandeng Cyberport Hong Kong, Gerbang Startup Indonesia ke Pasar Global Resmi Dibuka

Bootcamp Affiliate di Cikondang: 30 Pemuda Didorong Melek Digital dan Siap Raup Penghasilan dari Teknologi

Bootcamp Affiliate di Cikondang: 30 Pemuda Didorong Melek Digital dan Siap Raup Penghasilan dari Teknologi

Di atas motor, ia menghidupkan semangat Kartini: mandiri, kuat, dan tak menyerah, Sabtu 15/11/2025 (Sarah/Koranmandala)

Perempuan Ojol Bernama Kartini: Menyalakan Harapan dari Atas Motor

Edwin Senjaya: DPRD Kota Bandung Tak Mengenal Oposisi, Check and Balance Tetap Berjalan

Golkar Bandung: Pahlawan Nasional Bentuk Pengakuan Jasa Besar Soeharto

Kantor_Tempat_Belajar_Pelatihan_HR

3 Pelatihan Human Resource Terbaik di Indonesia 2025

BERITA TERKINI

Google Gemini 3

Google Rilis Gemini 3

Hari Anak Sedunia 2025

Hari Anak Sedunia 2025: Sejarah, Makna, dan Cara Merayakannya

Push Bike Competition Siap Meriahkan Persibday Festival Kedua

Push Bike Competition Siap Meriahkan Persibday Festival Kedua

SIM keliling Bandung 20 November 2025

SIM Keliling Bandung Kamis 20 November 2025

Mahasiswa HMI Dakwah Gelar Aksi Tolak RKUHAP dan Wacana Soeharto Jadi Pahlawan Nasional

Mahasiswa HMI Unisba Gelar Aksi Tolak RKUHAP dan Wacana Soeharto Jadi Pahlawan Nasional

DAERAH

Pemkab Garut Gelar Sosialisasi Kerja Sama Daerah dan Mekanisme Perjalanan Dinas Luar Negeri

Pemkab Garut Gelar Sosialisasi Kerja Sama Daerah dan Mekanisme Perjalanan Dinas Luar Negeri

Polres kuningan Amankan Residivis dan 5 Motor Curian Yang Resahkan Warga

Polres kuningan Amankan Residivis dan 5 Motor Curian Yang Resahkan Warga

Lapas Kelas IIA Kuningan Gelar Coffee Morning Bersama Media, Perkuat Transparansi Informasi

Lapas Kelas IIA Kuningan Gelar Coffee Morning Bersama Media, Perkuat Transparansi Informasi

Satresnarkoba Polres Garut Ringkus Tiga Pengedar Obat Keras di Limbangan

Satresnarkoba Polres Garut Ringkus Tiga Pengedar Obat Keras di Limbangan

BANDUNG

Ketua Umum Muhammadiyah Haedar Nashir saat memberi sambutan dalam acara Penandatanganan Nota Kesepahaman antara PP Muhammadiyah dengan Institut Teknologi Bandung, Senin (17/11/2025). (istimewa)

Muhammadiyah: Bandung adalah Kota Besar

Anggota DPRD Kota Bandung, Andri Gunawan

Andri Gunawan Tegaskan Bandung Tak Boleh Kehilangan Identitas sebagai Kota Toleran

Ilustrasi Kepadatan Lalulintas saat Mudik Lebaran

Uji Coba Traffic Light AI di Bandung Dinilai Belum Menjawab Akar Masalah Kemacetan

Memperingati Hari Toleransi Internasional, Bandung Gelar Dialog Kebangsaan Bahas Quo Vadis Pluralisme di Kota HAM

Memperingati Hari Toleransi Internasional, Bandung Gelar Dialog Kebangsaan Bahas Quo Vadis Pluralisme di Kota HAM

POPULER
Premium! Intip Harga HP Nokia 7610 5G Segera Rilis Tahun 2024

Premium! Intip Harga HP Nokia 7610 5G Segera Rilis Tahun 2024

10 Ucapan Keren Buat Merayain Hari Anak Sedunia 20 November 2024

10 Ucapan Keren Buat Merayakan Hari Anak Sedunia 20 November 2024, Bikin Semangat!

Google Gemini 3

Google Rilis Gemini 3

Gervane Kastaneer bawa Curacao ke Piala Dunia 2026

Gervane Kastaneer Bawa Curacao ke Piala Dunia 2026: Persib dan Persis Solo Kecipratan Bonus?

PT MANDALA DIGITAL MEDIA
Jl. Waluh No 12, Malabar.
Kecamatan Lengkong, Kota Bandung
Jawa Barat 40262

Facebook Instagram YouTube TikTok
KATEGORI
Peristiwa Politik Ekonomi Hukum Daerah Hiburan Edukasi Tekno Sport Opini Indeks
LINKS
Tim Redaksi
Pedoman Media Cyber
Kebijakan Privasi
Tentang Kami
© 2025 KoranMandala.com

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.