Koran Mandala – Nilai-nilai kepemimpinan dalam budaya Sunda kuno ternyata sudah tertanam sejak masa Kerajaan Tarumanagara. Tokoh Budaya Jawa Barat, Ratu Raja Okki Jusuf Judanagara, menegaskan bahwa warisan leluhur tersebut masih sangat relevan sebagai pedoman pemerintahan masa kini.
Menurut RR Okki, terdapat empat ajaran suci yang dulu menjadi prinsip raja-raja Sunda dalam mengatur negara. Ajaran tersebut tidak hanya membentuk struktur kekuasaan, tetapi juga memperkuat nilai-nilai kemanusiaan dan spiritualitas bangsa.
Bale Rumawat Padjadjaran, Garda Terdepan Pelestarian Budaya Sunda
1. Tri Tangtu di Buana
Ajaran pertama adalah Tri Tangtu di Buana, yaitu sistem pemerintahan yang ditopang oleh tiga pilar utama:
Karamaan (Jagad Daranan): Tempat Raja Sepuh menyiapkan calon pemimpin melalui pendidikan ilmu tata negara, strategi perang, dan pertanian.
Karesian (Jagad Kerta): Tempat Raja Resi membimbing calon pemimpin dengan budi pekerti dan nilai-nilai ketauhidan.
Karatuan (Jagad Palangka): Tempat Raja atau Ratu memimpin negara secara bijaksana bersama para menteri.
2. Tri Hita Karana
Prinsip kedua ini mengajarkan pentingnya harmoni dalam tiga hubungan utama: manusia dengan manusia, manusia dengan alam, dan manusia dengan Sang Pencipta. Prinsip ini mendorong pemimpin untuk menjaga keseimbangan spiritual dan sosial.
3. Winursitani
Dalam ajaran Winursitani, seorang Raja wajib menjamin kebebasan beragama dan keyakinan bagi seluruh rakyatnya. “Kebebasan berkeyakinan bukan hanya dijamin, tapi juga dihormati oleh negara,” ujar RR Okki.
4. Tan Hanekang Irsya
Ajaran terakhir adalah larangan untuk saling mencurigai antarumat beragama. “Siapa pun yang melanggar ajaran ini akan diasingkan ke pulau terpencil hingga akhir hayat,” ungkapnya.
RR Okki berharap keempat prinsip luhur ini bisa kembali dijadikan acuan dalam membangun tatanan pemerintahan dan masyarakat yang adil, beradab, dan berakar pada budaya nusantara. Ia menegaskan bahwa membangkitkan kembali ajaran leluhur bukanlah romantisme sejarah, tetapi sebuah keharusan untuk memperkuat jati diri bangsa.






