Saat ini, ia belajar untuk mengelola jadwal dengan lebih baik, menggunakan kalender digital seperti Google Calendar dan berani mengatakan “tidak” pada tawaran yang tidak sesuai prioritas.
Kesalahan kedua adalah menempatkan tekanan yang terlalu tinggi terhadap diri sendiri.
Ini umum terjadi pada individu yang sejak kecil terbiasa dianggap berprestasi.
Persib Bandung Melakukan Latihan Perdana dengan Dihadiri 4 Pemain Asing Baru
Ia kerap merasa bahwa harus selalu sempurna, baik dalam kuliah maupun aktivitas lainnya.
Ketika mulai berlari, ia merasa harus mencentang semua target mingguan, hingga akhirnya justru kehilangan semangat dan merasa jenuh.
Ia pun mulai menyadari bahwa kita tidak bisa menjadi sempurna di semua bidang.
Menerima diri bahwa tidak bisa melakukan segalanya sekaligus, justru membawa kelegaan dan kebebasan untuk fokus pada hal-hal yang benar-benar bermakna.
Kesalahan ketiga adalah tidak mendengarkan tubuh dan pikiran sendiri.
Dalam komunitas yang menjunjung tinggi disiplin, kadang kita lupa bahwa istirahat juga penting.
Ia pernah memaksakan diri untuk tetap berlari meskipun sedang sakit dan berada dalam kondisi fisik yang kurang baik.
Akibatnya, ia jatuh sakit dan mengalami kelelahan mental.
Kini, ia belajar untuk bertanya pada diri sendiri dengan berkata, “Apakah ini baik untuk jangka panjang?”
Jika mendengarkan sinyal dari tubuh dan pikiran, ia bisa menjaga konsistensi dan keberlanjutan dalam aktivitas.
Itulah kesalahan utama yang pernah Zahid Ibrahim lakukan sehingga ia dapat memetik pelajaran berharga dari hal tersebut. ***






