Koran Mandala – Di tengah dinamika global yang penuh tantangan, mulai dari ketegangan geopolitik seperti konflik di Timur Tengah dan perang Iran-Israel.
Disrupsi teknologi mengguncang sektor-sektor tradisional, hingga krisis iklim dan ancaman bencana demografi di tanah air.
Indonesia membutuhkan mitra-mitra strategis yang mampu bergerak cepat, adaptif, dan berpikir jauh ke depan.
Bojan Hodak Mengungkap Hal ini Terkait Pemain Baru Yang Akan Segera Diumumkan Persib Bandung
Dalam konteks ini, Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung (IA-ITB) di yakini memegang peran sentral, sebagai simpul kekuatan intelektual, jejaring profesional, serta motor penggerak inovasi dan kebijakan yang nyata serta berkelanjutan.
Gagasan ini mengemuka dalam sesi Hearing Nusantara bersama alumni ITB kawasan Jawa Timur yang di gelar pada Rabu (18/6) di Ruang Bromo, Lantai 5, Kantor Pelindo Regional 3, Surabaya.
Forum ini menjadi ruang dialog terbuka antara pengurus pusat, calon ketua umum, serta alumni dari berbagai lintas generasi dan latar belakang.
Pentingnya Membangun Ekosistem
Salah satu figur yang mencuri perhatian dalam sesi tersebut adalah Agung Aswamedha, Direktur R&D Sangkuriang Internasional sekaligus alumni Fisika ITB angkatan 2002.
Di kenal dengan sapaan “Atep”, Agung tampil membawakan pemikiran segar dan menyentuh akar persoalan pengelolaan alumni.
Seperti pentingnya membangun ekosistem yang saling percaya, produktif, dan siap menjadi bagian dari solusi bangsa.
“Alumni ITB bukan hanya komunitas nostalgia. Kita adalah mitra strategis negara. Saat dunia menghadapi disrupsi dan konflik, dan saat bangsa ini di hadapkan pada potensi bencana demografi, kita tidak bisa hanya berdiri di pinggir. Saatnya kita rapatkan barisan, satukan langkah, dan berkontribusi secara nyata menghadapi tantangan zaman,” ujar Agung dalam forum tersebut.
Sesi ini turut di hadiri oleh Asisten Perekonomian Pembangunan Pemprov Jatim yang juga Pjs Bupati Ponorogo, Joko Irianto,
Ia menyampaikan pandangan normatif mengenai peran strategis alumni perguruan tinggi dalam pembangunan daerah dan nasional.
“Alumni ITB adalah aset penting bangsa. Mereka memiliki kapasitas intelektual, pengalaman, dan jejaring luas yang jika terkonsolidasi dengan baik, dapat mendorong percepatan inovasi dan pembangunan, termasuk di Jawa Timur,” ujar Joko.






