Melalui mengubah pola pikir dari “Bagaimana cara menghilangkan masalah ini?” menjadi “Masalah apa yang membuat saya bersemangat?”.
Kita memiliki kebebasan untuk menentukan nilai dari suatu persoalan dalam hidup kita.
Simpan energi hanya untuk hal yang penting.
Salah satu kutipan penting dari buku ini, “Don’t say f*ck it to everything in life, just to the unimportant things.”
Piala Presiden Tak Targetkan Juara, Persib Ingin Jadikan Ajang Pemanasan dan Pematangan Tim
Artinya, jangan bersikap masa bodoh terhadap semua hal, melainkan hanya terhadap hal-hal yang memang tidak signifikan.
Seiring bertambahnya usia berhadapan dengan kenyataan bahwa tidak semua hal layak kita pedulikan.
Pendewasaan sejati terdapat tanda adanya kemampuan kita untuk hanya fokus pada hal-hal yang benar-benar berarti dalam hidup.
Hargai momen-momen yang sederhana.
Dalam dunia yang penuh dengan ekspektasi dan pencapaian yang ada di media sosial, kita kerap lupa bahwa kebahagiaan juga bisa datang dari hal-hal kecil.
Dapat berupa membaca buku favorit, berkumpul dengan teman lama, atau sekadar makan di tempat yang kita sukai.
Manson mengingatkan bahwa hanya karena suatu hal terlihat sederhana, bukan berarti hal itu tidak penting.
Justru, seringkali momen-momen biasa itulah yang paling bermakna.
Membaca buku ini terasa seperti sedang melakukan refleksi diri, menggali kembali prinsip-prinsip hidup yang selama ini ia anut.
Buku ini mengajak kita untuk jujur, menerima ketidaksempurnaan, dan menyadari bahwa hidup tidak selalu berjalan sesuai rencana dan itu tidak apa-apa.
Itulah kunci kebahagiaan menurut booklist Maudy Ayunda, “The Subtle Art of Not Giving a F*ck” karya Mark Manson. ***






