Koran Mandala – dr. Saddam Ismail bahas tentang Bell’s Palsy, gangguan atau kelumpuhan pada wajah.
Mungkin kalian pernah melihat seseorang dengan wajah yang tampak melorot atau tidak simetris pada satu sisi.
Kondisi ini sering kali kita anggap sebagai gejala stroke, padahal bisa jadi itu adalah Bell’s Palsy.
Piala Presiden Tak Targetkan Juara, Persib Ingin Jadikan Ajang Pemanasan dan Pematangan Tim
Meski gejalanya mirip, keduanya merupakan kondisi medis yang berbeda.
Bell’s Palsy adalah kelumpuhan pada otot wajah di satu sisi, penyebabnya adalah gangguan pada saraf fasialis.
Akibatnya, salah satu sisi wajah terlihat turun, sulit tersenyum, menutup mata, bahkan air liur dapat menetes tanpa sadar.
Kondisi ini biasanya bersifat sementara dan dapat pulih sepenuhnya dalam waktu enam bulan, terutama bila segera adanya penanganan.
Kelumpuhan wajah ini bisa terjadi pada siapa saja, namun lebih sering kita temukan pada ibu hamil, penderita diabetes, infeksi saluran pernapasan atas seperti flu, atau individu yang terpapar udara dingin secara langsung, misalnya karena tidur di lantai dingin, terkena kipas angin langsung, atau berkendara motor malam tanpa pelindung wajah.
Penyebab utama Bell’s Palsy adalah peradangan pada saraf wajah, pemicunya adalah infeksi virus seperti Herpes Simplex, Varicella Zoster, hingga Cytomegalovirus.
Resmi ! Ini Pembagian Grup Piala Presiden 2025, Persib Bandung Tergabung di Grup B
Selain itu, faktor risiko lainnya meliputi usia antara 15–60 tahun, kehamilan (terutama trimester ketiga).