Koran Mandala – dr. Clarin Hayes ungkap tanda burnout syndrome dan dampaknya bagi kesehatan mental dan fisik.
Sebelumnya, pernahkah kalian melihat seseorang yang begitu ambisius dalam mengejar target, bersemangat tinggi, tetapi justru mengalami kelelahan fisik, mental, dan emosional yang berlebihan?
Bahkan hingga menjadi mudah tersinggung dan merasa hidup tidak lagi terkendali?
Pemkot Bandung Kecolongan Lagi! Dana Hibah Pramuka Rp6,5 Miliar Diduga Dibancak Oknum ASN
Jika iya, bisa jadi orang tersebut sedang mengalami burnout syndrome.
Burnout bukanlah diagnosis klinis yang tercantum dalam DSM-V (panduan diagnosis gangguan mental), tetapi menurut WHO dalam International Statistical Classification of Diseases (ICD-11), burnout merupakan sindrom yang muncul akibat stres kronis di tempat kerja yang tidak berhasil ditangani dengan baik.
Gejalanya tidak hanya berdampak pada produktivitas kerja, tetapi juga bisa memengaruhi kesehatan secara menyeluruh.
Beberapa penyebab umum burnout di antaranya adalah beban kerja yang berlebihan, tidak adanya keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi, serta lingkungan kerja yang toksik.
Ketika seseorang terus-menerus menghadapi target dan kurangnya kontrol terhadap hidupnya sendiri, maka tubuh dan pikiran akan mengalami tekanan berkepanjangan.
Gejala burnout muncul dalam tiga dimensi utama, seperti kelelahan ekstrem, penurunan performa kerja, dan jarak emosional terhadap pekerjaan atau lingkungan sosial.
PT KAI Diduga Salahgunakan Dana PMN, BPK Ungkap Kerugian Negara Ratusan Miliar
Kelelahan ini bisa berupa rasa letih fisik dan mental yang tidak kunjung pulih, gangguan tidur, perubahan nafsu makan, sakit kepala, gangguan pencernaan, bahkan gangguan imun tubuh seperti sering flu atau mudah terserang penyakit ringan.
