Selain itu, individu yang mengalami burnout seringkali mulai menarik diri dari pergaulan sosial.
Merasa tidak berdaya, lekas marah, hingga kesulitan mengendalikan emosi dalam menghadapi masalah sederhana.
Dalam kasus ekstrem, banyak membiarkan burnout yang dapat berkembang menjadi depresi, gangguan kecemasan, atau bahkan kecenderungan untuk menyakiti diri.
Lalu, apa yang bisa kita lakukan?
Pertama, evaluasi kembali pekerjaan kalian apakah sesuai dengan tujuan hidup dan nilai-nilai pribadi.
Kedua, bangun dukungan sosial, baik dari rekan kerja, teman, maupun keluarga.
Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan profesional jika kalian membutuhkan hal tersebut, termasuk layanan kesehatan jiwa melalui dokter atau psikolog.
Terakhir, jaga gaya hidup sehat, seperti atur waktu tidur dengan cukup, makan seimbang, lakukan olahraga ringan, dan praktikkan mindfulness.
Ingat, memiliki ambisi itu baik, namun harus tetap dengan kesadaran untuk menjaga keseimbangan hidup.
Hidup bukan hanya tentang produktivitas, tapi juga tentang makna dan kesehatan yang utuh.
Itulah tanda, dampak, hingga cara menangani burnout syndrome dari dr. Clarin Hayes. ***






