Menurutnya, beberapa mahasiswa kesulitan berbicara dalam bahasa Inggris, sehingga komunikasi menjadi tantangan tersendiri.
Untuk sisi sistem pendidikan, Caca merasa bahwa pendekatan pembelajaran di Malaysia lebih terstruktur.
Penilaian terdapat pembagian jelas sejak awal, misalnya, 20% dari tugas kelompok, 40% dari ujian tengah semester, 30% dari tugas individu, dan 10% dari kehadiran atau partisipasi.
Menyongsong Musim Baru, Persib Bandung Akan Lakukan TC Diluar Negeri
Ia merasa beban tugasnya lebih sedikit daripada saat ia studi di Indonesia.
Namun, tingkat kesulitan dan bobot tanggung jawab dalam setiap tugas jauh lebih tinggi.
Tidak ada ruang untuk mencontek atau sekadar menyalin jawaban.
Semua harus para mahasiswa kerjakan dengan pemikiran sendiri.
Untuk urusan biaya hidup, Caca memperkirakan pengeluaran bulanannya sekitar Rp6.000.000 hingga Rp8.000.000, tergantung gaya hidup masing-masing.
Biaya tempat tinggal berkisar antara 600 hingga 1000 ringgit per bulan, tergantung fasilitas dan lokasi.
Ia juga lebih memilih memasak sendiri untuk menghemat pengeluaran, meskipun sesekali tetap makan di luar bersama teman.
Itulah cerita dari Danang dan Anastasia Clarissa tentang perbedaan kuliah di Indonesia dan Malaysia.
Cerita ini menjadi salah satu perspektif menarik tentang pengalaman kuliah di luar negeri yang tetap terjangkau.
Selain itu, Malaysia juga tidak terlalu jauh dari kampung halaman.
Mungkin ini bisa menjadi pertimbangan bagi kalian yang sedang memikirkan untuk studi ke luar negeri dalam waktu dekat. ***
