Deretan Pakar Dunia & Kekuatan Kolaborasi
Antusiasme Iwan semakin terasa saat ia berbicara tentang para pembicara dan fasilitator. “Kami sangat bersyukur bisa menghadirkan Dr. Michaela Glöckler sebagai keynote speaker. Beliau adalah ikon kedokteran Anthroposophy,” jelasnya. Ia kemudian merinci para fasilitator workshop: Helmy Abouleish (Ekonomi/Bisnis), Paul Lawrence (Pendidikan), Van James dan Nicole Lawrence (Seni & Kreativitas), Alex Edleson (Pertanian Biodinamik), dr. Lakshmi Prasanna dan dr. Joean Oon (Kesehatan & Nutrisi), serta Belen Freiria (Eurythmy).
“Kehadiran mereka semua adalah bukti kerinduan global untuk mencari solusi bersama,” lanjut Iwan. Namun, ia cepat menambahkan, “Acara sebesar ini tentu tidak bisa berjalan sendiri. Kekuatannya justru terletak pada kolaborasi. Kami sangat berterima kasih atas dukungan yang luar biasa dari berbagai pihak yang menjadi mitra kami dalam perjalanan ini.”
Iwan kemudian merinci beberapa kolaborator utama. “Tentu saja, Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR), yang tidak hanya menjadi tuan rumah, tetapi juga mitra intelektual yang sangat berharga. Lalu ada roemahplanet, sebuah inisiatif komunitas yang memiliki semangat sejalan dalam edukasi holistik dan pangan lokal. Kami juga didukung penuh oleh ENZIM BAKTI INDONESIA, yang membawa kontribusi penting dalam solusi-solusi ekologis praktis. Dan tentu saja, pilar utama dari komunitas Anthroposophy sendiri di Indonesia, yaitu ASOSIASI WALDORF STEINER INDONESIA yang mewadahi inisiatif pendidikan anak usia dini hingga dewasa, dan ASOSIASI BIODINAMIK INDONESIA yang menjadi garda depan dalam mempraktikkan dan menyebarkan pertanian yang menyembuhkan bumi. Semangat gotong royong dan visi bersama dari para kolaborator inilah yang menjadi bahan bakar utama kami.”
Sebuah Panggilan Terbuka
Iwan menekankan bahwa IICA 2025 bukanlah acara eksklusif. “Siapapun Anda, jika Anda merasakan getaran yang sama, jika Anda peduli pada masa depan, konferensi ini adalah untuk Anda,” tegasnya. “Kami ingin menciptakan ruang yang ramah, di mana pertanyaan lebih dihargai daripada jawaban instan. Anda tidak perlu menjadi ahli Anthroposophy. Cukup bawa rasa ingin tahu dan hati yang terbuka.”
Harapan terbesarnya adalah agar IICA 2025 menjadi pemantik api. “Api semangat baru, api kolaborasi, api inisiatif-inisiatif praktis. Sebuah langkah kecil dari Bandung, untuk kesejahteraan berkelanjutan yang kita dambakan bersama.”
Bagi Anda yang tergerak untuk menjadi bagian dari perjalanan ini, pintu masih terbuka. “Segera kunjungi situs web resmi kami di https://anthroposophy.id/iica-2025
,” ajak Iwan. “Di sana Anda akan menemukan semua informasi yang dibutuhkan untuk mendaftar. Kami tunggu kehadirannya di UNPAR, Bandung, bulan Juli!” (FMA)