Koran Mandala – Menjelang hari besar Islam Idul Adha di bulan Dzulhijjah, umat muslim dianjurkan memperbanyak ibadah sunnah, salah satunya ibadah puasa. Memasuki bulan Dzulhijjah terdapat beberapa puasa sunnah yang dianjurkan seperti puasa Dzulhijjah, Tarwiyah, dan Arafah.
Tentunya, masing-masih puasa sunnah tersebut memiliki keutamaannya tersendiri yang sudah disebutkan dalam berbagai riwayat.
Dalam buku ‘Waktu-waktu Penuh Berkah, Khasanah Islam Klasik’ karya Imam Baihaqi, dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, ia berkata,
“Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda, “Tidak ada hari=hari di mana amal sholeh lebih dicintai oleh Allah melebihi hari-hari ini, yaitu sepuluh hari Dzulhijjah.”
Kejari Purwakarta Musnahkan Barang Bukti 61 Perkara Pidana di Halaman Kantor
Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, tidak juga untuk berjihad di jalan Allah?”
Beliau menjawab, “Tidak juga untuk berjihad di jalan Allah, kecuali seseorang yang pergi (berjihad) dengan jiwa dan hartanya, kemudian ia kembali tanpa membawa sesuatu apa pun.” (HR. Bukhari 2/7; Tirmidzi 3/130; Abu Daud 2/815; Ibnu Majah 1/550; Ahmad 1/224)
Untuk itu, berikut penjelasan puasa Dzulhijjah, Tarwiyah, dan Arafah mulai dari bacaan niat, keutamaan, hingga jadwal pelaksanaannya di tahun 2025.
Puasa Sunnah Dzulhijjah
Bacaan Niat
نَوَيْتُ صَوْمَ شَهْرِ ذُو الْحِجَةٌ سُنَّةٌ لِلَّهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma syahru dzulhijjah sunnatan lillaahi ta’aala.
Artinya: “Aku berniat puasa bulan Dzulhijjah, sunnah karena Allah Taala”.
Keutamaan
Berdasarkan buku ‘Riyadhus Shalihin’ susunan Imam An-Nawawi, Rasulullah SAW menegaskan keutamaan amal sholeh, termasuk puasa, yang dilakukan pada 10 hari pertama bulan Dzulhijjah:
Dari Ibnu Abbas, ia menuturkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Tidak ada amal saleh yang lebih dicintai Allah dibanding amal yang dilakukan pada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah.”
Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, termasuk jihad di jalan Allah?”
Beliau menjawab:
“Termasuk jihad di jalan Allah, kecuali seseorang yang keluar berjihad dengan jiwa dan hartanya, lalu tidak kembali membawa apa pun.” (HR. Al-Bukhari, no. 1253)