Namun, bila gerakan janin berhenti dalam waktu lama dan tidak kembali aktif, ibu sebaiknya segera memeriksakan diri ke tenaga kesehatan.
Hingga saat ini, belum ada konsensus medis yang menetapkan batas jumlah gerakan janin dengan kategori sebagai “terlalu aktif”.
Namun, pada trimester ketiga, khususnya setelah usia kehamilan mencapai 28 minggu, ibu disarankan untuk memantau gerakan janin secara rutin.
Gerakan normal biasanya sekitar 10 kali dalam dua jam, terutama setelah ibu makan dan dalam posisi istirahat.
Ada beberapa faktor yang memengaruhi intensitas gerakan janin, seperti konsumsi makanan atau minuman manis, kondisi jumlah air ketuban yang mencukupi, serta posisi plasenta.
Letak plasenta di bagian depan perut bisa menyebabkan gerakan janin terasa lebih samar.
Selain itu, pada trimester akhir, janin dapat menunjukkan gerakan seperti cegukan, yang merupakan tanda perkembangan sistem saraf dan ototnya.
Jika ibu merasa gerakan janin sangat kuat hingga menimbulkan nyeri, terutama di daerah tulang rusuk, ada kemungkinan posisi janin sungsang.
Pemeriksaan lebih lanjut dapat membantu memastikan kondisi dan posisi janin.
Itulah pembahasan tentang gerakan janin normal dari Dokter Keven.
Tetap jaga kesehatan dan rutin periksa ke dokter kandungan. ***






