Close Menu
Koran Mandala
  • Home
  • Peristiwa
  • Daerah
  • Politik
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Edukasi
  • Sport
  • Liputan Khusus
  • Otomotif
  • Tekno
  • Game
  • Hiburan
  • Wisata
  • Opini
Facebook Instagram YouTube TikTok
Rabu, 19 November 2025 22:32
YouTube Instagram TikTok Facebook
Koran MandalaKoran Mandala
  • Home
  • Peristiwa
    • Daerah
    • Nasional
    • Video
    • Bunga Rampai Seorang Jurnalis
  • Politik
    • Majalah Digital
  • Ekonomi
    • PLN
    • Bank BJB
  • Hukum
  • Edukasi
  • Liputan Khusus
  • Sport
    • Otomotif
  • Tekno
    • Game
  • Hiburan
    • Wisata
    • Ragam
  • Opini
Koran Mandala
  • Home
  • Peristiwa
  • Daerah
  • Politik
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Edukasi
  • Sport
  • Liputan Khusus
  • Otomotif
  • Tekno
  • Game
  • Hiburan
  • Wisata
  • Opini
Home»Edukasi»Peringatan Prabowo dan Ancaman Eksistensi Indonesia di Tengah Perubahan Geopolitik Global

Peringatan Prabowo dan Ancaman Eksistensi Indonesia di Tengah Perubahan Geopolitik Global

Edukasi Selasa, 1 Oktober 2024 7:58 WIB
Twitter Tumblr Facebook WhatsApp
Ketua Jaringan Media Siber Indonesi, Sony Fitrah Perizal
Ketua Jaringan Media Siber Indonesi, Sony Fitrah Perizal

KoranMandala.com -Sebagai bagian dari generasi X, saya masih merasa beruntung menikmati kedamaian selama puluhan tahun. Indonesia, dengan segala dinamikanya, tetap bebas dari ancaman perang yang menghancurkan seperti yang kini dialami Ukraina atau Palestina. Kita tidak terjebak dalam konflik besar perang dunia 2 yang merenggut jutaan nyawa generasi kakek nenek kita, tak ada trauma perang saudara seperti era DI/TII atau PKI yang dialami generasi ibu bapak kita.

Walaupun kita belum mencapai status negara berpendapatan tinggi, rakyat Indonesia masih bisa menjalani kehidupan dengan tenang. Pasar ramai, jalan-jalan penuh dengan lalu lintas, dan tempat ibadah dipenuhi oleh umat yang menjalankan ritualnya tanpa ancaman. Anak-anak kita bisa bersekolah dan bermain tanpa rasa takut seperti yang dialami anak-anak di wilayah konflik. Perekonomian kita terus tumbuh, dan bahkan beberapa tahun terakhir, Indonesia diproyeksikan menjadi salah satu ekonomi terbesar dunia pada tahun 2050, dengan GNP yang mungkin melampaui Jepang.

Namun, di balik semua optimisme tersebut, ada pertanyaan besar yang perlu kita renungkan: akankah negara-negara maju yang saat ini memegang hegemoni dan mendominasi ekonomi global membiarkan Indonesia melangkah sejauh itu? Akankah mereka merelakan pergeseran kekuatan dari negara-negara Utara menuju negara-negara Selatan, termasuk Asia Timur dan Asia Tenggara? Pertanyaan ini perlu menjadi bahan refleksi bagi para pemimpin, akademisi, serta masyarakat Indonesia.

Pahlawan Siapa?

Kelemahan Kapasitas Industri dan Ketergantungan Teknologi

Salah satu ancaman besar terhadap eksistensi Indonesia adalah lemahnya kapasitas industri domestik. Indonesia masih sangat bergantung pada impor, baik untuk bahan baku, barang modal, hingga teknologi canggih. Industri manufaktur Indonesia menyumbang sekitar 20% dari PDB pada 2023, lebih rendah dibandingkan beberapa negara ASEAN lainnya seperti Vietnam dan Thailand yang mencapai lebih dari 25%. Ketergantungan ini memperlihatkan bahwa industri dalam negeri masih jauh dari kemandirian yang dibutuhkan untuk mendukung pertahanan negara dalam situasi genting.

Di sektor alutsista, Indonesia juga masih menghadapi ketergantungan besar pada teknologi luar negeri. Menurut laporan Kementerian Pertahanan, sekitar 60% peralatan militer Indonesia masih diimpor, termasuk pesawat tempur, kapal perang, dan kendaraan tempur. Upaya untuk memproduksi alat utama sistem persenjataan (alutsista) di dalam negeri, melalui perusahaan seperti PT Pindad dan PT PAL, masih belum bisa mencukupi kebutuhan TNI secara menyeluruh. Sementara negara-negara seperti Korea Selatan sudah mampu memproduksi dan mengekspor kapal selam serta pesawat tempur, Indonesia masih tertinggal jauh dalam penguasaan teknologi ini.

Selain itu, pengembangan teknologi militer dalam negeri juga terbentur oleh minimnya alokasi anggaran riset. Indonesia hanya mengalokasikan sekitar 0,25% dari PDB untuk riset dan pengembangan (R&D), sangat kecil dibandingkan negara-negara seperti Korea Selatan yang mengalokasikan lebih dari 4%. Minimnya investasi ini menyebabkan lambatnya pengembangan teknologi strategis yang sangat dibutuhkan untuk menjaga kedaulatan negara.

Kemandirian Pangan yang Rentan

Sektor lain yang menjadi perhatian adalah kemandirian pangan. Indonesia memang negara agraris, namun kita masih rentan terhadap ketergantungan pangan impor, terutama dalam komoditas seperti gandum, gula, dan daging sapi bahkan beras. Pada tahun 2023, Indonesia mengimpor lebih dari 10 juta ton gandum, menjadikan negara ini sebagai salah satu importir terbesar di dunia. Ketergantungan ini menciptakan kerawanan jika terjadi konflik global atau krisis yang mempengaruhi rantai pasokan pangan.

Selain itu, produktivitas pertanian Indonesia masih tertinggal dibandingkan negara lain. Meskipun Indonesia adalah penghasil utama beras, produktivitas rata-rata sawah di Indonesia hanya sekitar 5 ton per hektar, lebih rendah dibandingkan Thailand dan Vietnam yang mencapai 6-7 ton per hektar. Ketergantungan ini bukan hanya pada pangan, tapi juga pada pupuk dan benih yang sebagian besar masih diimpor. Jika terjadi blokade atau krisis global yang membatasi akses impor, ketahanan pangan Indonesia akan sangat rentan.

Belum lagi jika kita bicara soal kemandirian energi. Kita benar-benar ambyar! Pening kalaupun sekedar mengingatnya.

Tantangan di Tengah Perubahan Geopolitik

Listen to this article

1 2
Headline ketahanan pangan Prabowo
Sony Fitrah

BERITA LAINNYA

Tel-U Gandeng Cyberport Hong Kong, Gerbang Startup Indonesia ke Pasar Global Resmi Dibuka

Tel-U Gandeng Cyberport Hong Kong, Gerbang Startup Indonesia ke Pasar Global Resmi Dibuka

Bootcamp Affiliate di Cikondang: 30 Pemuda Didorong Melek Digital dan Siap Raup Penghasilan dari Teknologi

Bootcamp Affiliate di Cikondang: 30 Pemuda Didorong Melek Digital dan Siap Raup Penghasilan dari Teknologi

Di atas motor, ia menghidupkan semangat Kartini: mandiri, kuat, dan tak menyerah, Sabtu 15/11/2025 (Sarah/Koranmandala)

Perempuan Ojol Bernama Kartini: Menyalakan Harapan dari Atas Motor

Edwin Senjaya: DPRD Kota Bandung Tak Mengenal Oposisi, Check and Balance Tetap Berjalan

Golkar Bandung: Pahlawan Nasional Bentuk Pengakuan Jasa Besar Soeharto

Kantor_Tempat_Belajar_Pelatihan_HR

3 Pelatihan Human Resource Terbaik di Indonesia 2025

Praktisi Hukum Fajar Ramadhani Amin, Managing Partner Amin & Partners Law Firm

Kecelakaan Tunggal di Jalan Setiabudi Akibat Jalan Berlubang, Praktisi Hukum: Warga Berhak Laporkan Pemerintah

BERITA TERKINI

Mahasiswa HMI Dakwah Gelar Aksi Tolak RKUHAP dan Wacana Soeharto Jadi Pahlawan Nasional

Mahasiswa HMI Unisba Gelar Aksi Tolak RKUHAP dan Wacana Soeharto Jadi Pahlawan Nasional

178 pendaki terjebak di Gunung Semeru pasca erupsi

Darurat di Semeru: 178 Pendaki Terperangkap di Ranu Kumbolo Usai Erupsi

KDM Maksimalkan Peran Kader PKK dan Aparat Desa Atasi Stunting

KDM Maksimalkan Peran Kader PKK dan Aparat Desa Atasi Stunting

"Ketika Mangga Menjadi Doa: Perjalanan Panjang Bu Jumidah Membesarkan Harapan

Ketika Mangga Menjadi Doa: Perjalanan Panjang Bu Jumidah Membesarkan Harapan

Persib Bandung Pastikan 19 Ribu Tiket Telah Terjual Dari 25 Ribu Kuota Tersedia

Persib Bandung Pastikan 19 Ribu Tiket Telah Terjual, Dari 25 Ribu Kuota yang Disediakan

DAERAH

Pemkab Garut Gelar Sosialisasi Kerja Sama Daerah dan Mekanisme Perjalanan Dinas Luar Negeri

Pemkab Garut Gelar Sosialisasi Kerja Sama Daerah dan Mekanisme Perjalanan Dinas Luar Negeri

Polres kuningan Amankan Residivis dan 5 Motor Curian Yang Resahkan Warga

Polres kuningan Amankan Residivis dan 5 Motor Curian Yang Resahkan Warga

Lapas Kelas IIA Kuningan Gelar Coffee Morning Bersama Media, Perkuat Transparansi Informasi

Lapas Kelas IIA Kuningan Gelar Coffee Morning Bersama Media, Perkuat Transparansi Informasi

Satresnarkoba Polres Garut Ringkus Tiga Pengedar Obat Keras di Limbangan

Satresnarkoba Polres Garut Ringkus Tiga Pengedar Obat Keras di Limbangan

BANDUNG

Ketua Umum Muhammadiyah Haedar Nashir saat memberi sambutan dalam acara Penandatanganan Nota Kesepahaman antara PP Muhammadiyah dengan Institut Teknologi Bandung, Senin (17/11/2025). (istimewa)

Muhammadiyah: Bandung adalah Kota Besar

Anggota DPRD Kota Bandung, Andri Gunawan

Andri Gunawan Tegaskan Bandung Tak Boleh Kehilangan Identitas sebagai Kota Toleran

Ilustrasi Kepadatan Lalulintas saat Mudik Lebaran

Uji Coba Traffic Light AI di Bandung Dinilai Belum Menjawab Akar Masalah Kemacetan

Memperingati Hari Toleransi Internasional, Bandung Gelar Dialog Kebangsaan Bahas Quo Vadis Pluralisme di Kota HAM

Memperingati Hari Toleransi Internasional, Bandung Gelar Dialog Kebangsaan Bahas Quo Vadis Pluralisme di Kota HAM

POPULER
Gervane Kastaneer bawa Curacao ke Piala Dunia 2026

Gervane Kastaneer Bawa Curacao ke Piala Dunia 2026: Persib dan Persis Solo Kecipratan Bonus?

Premium! Intip Harga HP Nokia 7610 5G Segera Rilis Tahun 2024

Premium! Intip Harga HP Nokia 7610 5G Segera Rilis Tahun 2024

coudflare-down

Cloudflare Down Menyebabkan 30% Situs Website Global Lumpuh

178 pendaki terjebak di Gunung Semeru pasca erupsi

Darurat di Semeru: 178 Pendaki Terperangkap di Ranu Kumbolo Usai Erupsi

PT MANDALA DIGITAL MEDIA
Jl. Waluh No 12, Malabar.
Kecamatan Lengkong, Kota Bandung
Jawa Barat 40262

Facebook Instagram YouTube TikTok
KATEGORI
Peristiwa Politik Ekonomi Hukum Daerah Hiburan Edukasi Tekno Sport Opini Indeks
LINKS
Tim Redaksi
Pedoman Media Cyber
Kebijakan Privasi
Tentang Kami
© 2025 KoranMandala.com

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.