KORANMANDALA.COM – Jalan Sukalila Selatan di Kota Cirebon sejak puluhan tahun silam menjadi sentra pedagang Bingkai dan lukisan serta aksesoris hiasan rumah.

Beragam jenis Bingkai dijajakan di atas trotoar, antara lain berupa kaca rasa atau Cermin beragam ukuran, lukisan karya para pelukis dari Jelekong Kabupaten Bandung dan hiasan Kaligrafi produksi Surabaya Jawa Timur.

Bagi warga masyarakat Cirebon, jalan Sukalila Selatan dikenal sebagai sentra penjualan bingkai, lukisan dan aksesoris hiasan rumah.

Jadi sudah tidak asing lagi jika warga akan membingkai foto pasti datang ke jalan Sukalila Selatan.

Penjual bingkai tersebut sudah mangkal sejak puluhan tahun silam di atas trotoar jalan Sukalila Selatan Cirebon. Pedagang didominasi oleh orang dari Kabupaten Garut.

Salah satunya adalah, Amat Dipraja (51). Dia mangkal di atas trotoar sejak bujangan, hingga sekarang sudah punya anak 3 dan seorang cucu.

Usaha bingkai dan lukisan karya para pelukis Jelekong ditekuninya dengan penuh suka dan duka seiring sejalan.

Harga lukisan karya pelukis Jelekong ini sambung Amat, tergantung ukuran juga Lukisan flora dan fauna standar ukuran 40 X 60 cm dan 60 X 90 cm harganya Rp 120 ribu sampai Rp 150 ribu.
Sedangkan ukuran 90 X 120 cm dijual Rp 300 ribu ke atas, tergantung juga kualitas lukisan.
Pengalaman serupa dialami oleh Mang Ujang (43) penjual bingkai asal Garut. Termasuk Seni Kaligrafi, bingkai Cermin/jaca rasa berbagai ukuran dan hiasan dinding.

Soal harga sebenarnya relatif tergantung ukuran dari mulai ukuran terkecil 5 R, 10 R, 12 R, 16 R dan 20 R.

Hasil dari usaha ini, kata Mang Ujang, mengalami pasang surut, seperti ketika musim pandemi Copid C-19 kami para pedagang bingkai dan lukisan ini sempat terdampak pandemi.

“Bahkan nyaris sepi pembeli,” keluhnya.

Sejak awal tahun 2023 lalu, pembeli mulai ramai lagi.

“Tak hanya konsumen dari Kota Cirebon tetapi dari luar Cirebon-pun datang kesini, seperti dari Indramayu, Majalengka dan Kuningan,” terang Amat Dipraja pada Koranmandala, 18 April 2024.

Penghasilan dari jualan bingkai dan lukisan ini, sulit ditebak karena boleh dibilang rezeki musiman.

Pasalnya sangat jarang pembeli atau paling tidak setiap harinya maksimal hanya dapat Rp 100 ribu.

“Bagi kami yang penting bisa makan dan setiap awal bulan bisa ngirim sedikit uang buat keluarga di kampung,” pungkas Amat.- *** wawan jr

Sumber:

Editor: Eka Purwanto

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Exit mobile version