KORANMANDALA.COM – Bupati Garut Abdusy Syakur Amin menegaskan pentingnya penyaluran subsidi pupuk yang merata dan tepat sasaran untuk menjaga keberlanjutan sektor pertanian di daerahnya.
Penegasan tersebut disampaikan dalam Pertemuan Pembahasan Subsidi Pupuk Merata, Penyediaan Subsidi Pupuk, dan Kemudahan Pupuk di Ruang Serbaguna SMKN 12 Garut, Kecamatan Tarogong Kidul, Jumat (14/11/2025).
Bupati Syakur menyebut pemerintah pusat telah mengalokasikan anggaran besar untuk mendukung petani melalui subsidi pupuk, yakni mencapai Rp44,6 triliun untuk 10 komoditas utama.
Tanpa Henti, Persib Kembali Mendapatkan Sanksi Denda 115 Juta
“Sekadar informasi, pupuk yang diberikan kepada petani itu ada 10 komoditas. Nilainya relatif besar, yaitu Rp44,6 triliun,” ujar Bupati.
Ia juga membandingkan harga pupuk subsidi dengan pupuk non-subsidi untuk menggambarkan besarnya nilai bantuan tersebut.
Menurutnya, jika pupuk tidak disalurkan kepada pihak yang berhak, maka dampaknya dapat meningkatkan biaya produksi petani.
“Kita bisa bayangkan kalau harga pupuk mahal, maka biaya produksi akan mahal. Saat dihitung dengan harga jual, petani hanya mendapatkan keuntungan sedikit. Lama-lama apa? Orang tidak mau lagi jadi petani, padahal petani selalu dibutuhkan,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Garut Haeruman menyampaikan kabar baik terkait kebijakan terbaru yang menurunkan Harga Eceran Tertinggi (HET) pupuk bersubsidi.
Ia menjelaskan bahwa Permentan Nomor 13 Tahun 2025 yang merupakan turunan dari Perpres Nomor 6 Tahun 2025 membatasi jenis pupuk subsidi pada enam jenis: Urea, NPK Ponska, NPK Formulasi Khusus, SP36, ZA, dan Organik. Namun, hingga saat ini Garut baru menerima alokasi Urea dan NPK.
Haeruman juga menegaskan bahwa pupuk bersubsidi hanya diperuntukkan bagi 10 komoditas, yakni padi, jagung, kedelai, ubi kayu, bawang merah, bawang putih, aneka cabai, kopi, tembakau, dan kakao.






