KORANMANDALA.COM –Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menegaskan komitmen pemerintah provinsi dalam memperkuat kualitas sumber daya manusia (SDM) sekaligus memperketat seleksi investasi yang masuk ke wilayahnya.
Hal itu ia sampaikan dalam West Java Investment Summit yang digelar di Hotel Pullman Bandung, Jumat (14/11/2025).
Dalam forum tersebut, Dedi menyebut pertumbuhan industri tidak akan optimal tanpa kehadiran kelas menengah yang kuat di kawasan industri.
Forum Pesantren Garut Desak Polisi Ungkap Tragedi Maut di Pesta Pernikahan Anak Dedi Mulyadi
Untuk itu, Pemprov Jabar menargetkan rekrutmen 1.000 lulusan SMP untuk melanjutkan pendidikan ke SMK berorientasi industri, serta 200 lulusan SMA/SMK untuk mengikuti program pendidikan calon manajer diploma 3 di berbagai politeknik di Jawa Barat.
“Industri hanya akan berjalan baik bila kelas menengahnya berasal dari masyarakat sekitar. Kalau manajernya anak kampung sendiri, mereka akan menjaga industri, bukan merusaknya,” ujar Dedi.
Selain penguatan SDM, Dedi menekankan pentingnya investasi yang holistik dan selaras dengan tata ruang, permukiman, serta kelestarian lingkungan.
Ia menilai Jawa Barat perlu mencontoh daerah seperti Bali yang berhasil membangun identitas ekonomi berbasis kawasan.
“Tanah kita subur dan alam kita indah. Karena itu investasi tidak boleh asal masuk. Penataan ruang dan lingkungan harus menjadi dasar agar kawasan industri, sekolah, hingga jaringan jalan dapat berkembang sebagai kawasan wisata ekonomi,” katanya.
Dedi juga menegaskan bahwa Pemprov Jabar akan menerapkan standar ketat dalam menerima investasi. Seleksi diperlukan untuk memastikan investasi memberikan manfaat ekonomi yang nyata dan tidak merusak ekosistem.
“Semakin selektif kita, semakin banyak investor berkualitas yang datang. Negara yang terlalu longgar tidak akan maju. Kita undang investasi, tapi kita tidak menjual murah keputusan,” tegasnya.
Ia menambahkan, Jawa Barat tidak akan menerima investasi yang berpotensi merusak lingkungan atau memicu konflik sosial.
“Investasi yang membawa pertumbuhan ekonomi silakan masuk. Tapi kalau investasi itu merusak ekosistem, saya tidak mau. Kita boleh mengundang investor, tapi kita tidak boleh menjual kepentingan,” ujarnya. (Sarah)






