KORANMANDALA.COM –Wajah baru Taman Supratman, atau yang juga dikenal sebagai Taman Ciujung di Kecamatan Bandung Wetan, baru saja diresmikan beberapa waktu lalu.
Namun di balik tampilan segar dan fasilitas barunya, sejumlah kerusakan mulai tampak di beberapa titik, terutama pada jogging track yang aspalnya sudah terkelupas.
Padahal, proyek revitalisasi taman tersebut menelan anggaran hingga Rp5,5 miliar dari APBD Kota Bandung Tahun 2024.
Berdasarkan data Rencana Umum Pengadaan (RUP), proyek ini dikodekan dengan RUP 47248241 dan mencakup pembangunan infrastruktur taman, fasilitas olahraga, sarana ibadah, serta MCK.
Proyek Megah, Masalah Cepat Datang
Pantauan di lapangan menunjukkan, beberapa bagian jogging track di taman tersebut tampak terkelupas, bahkan bergelombang di sejumlah sisi. Kondisi itu membuat sebagian pengunjung harus berhati-hati saat berolahraga.
“Baru dibuka, tapi aspalnya sudah mulai ngelupas. Sayang banget, padahal baru direnovasi,” ujar Yuli (36), salah seorang pengunjung yang datang bersama anaknya, Minggu (9/11/2025).
Meski demikian, Yuli mengaku fasilitas taman kini jauh lebih nyaman dibandingkan sebelumnya. “Anak bisa main, saya bisa duduk atau olahraga sore. Bersih juga, tidak banyak sampah,” katanya.
Pengelola: Masih Ada Perbaikan Kecil
Menanggapi kondisi itu, Sariman (40) selaku Penanggung Jawab Lapangan Taman Supratman, tidak menampik masih adanya pekerjaan lanjutan di lapangan. Ia menyebut beberapa titik memang masih dalam proses perbaikan kecil.
“Ini baru selesai juga, dan memang masih ada perbaikan-perbaikan sedikit. Tapi fasilitas sekarang sudah terhitung lengkap ada toilet, musala, tempat sampah, lapang basket, futsal, alat olahraga,” ujarnya, Kamis (10/11/2025).
Sariman menilai kondisi taman kini jauh lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya. “Sebelum direnovasi, toilet dan musala sudah kurang layak. Sekarang pengunjung bisa lihat sendiri, fasilitasnya sudah bagus untuk ukuran taman kota,” katanya.
Tantangan Utama: Perawatan dan Kesadaran Pengunjung
Menurut Sariman, meski fasilitasnya lengkap, perawatan menjadi tantangan utama. Ia menyebut kerusakan kecil sering terjadi karena tingkat penggunaan yang tinggi.
“Yang namanya fasilitas umum, penggunanya banyak. Kadang ada yang peduli, kadang juga ada yang kurang menjaga. Kalau ada kerusakan kecil, kami langsung perbaiki. Tapi masyarakat juga harus ikut menjaga,” tuturnya.
Ia berharap pemerintah kota tidak hanya berhenti pada pembangunan, tapi juga terus memperhatikan pemeliharaan jangka panjang. “Ke depan mungkin ada yang bisa ditambah atau diperbaiki lagi. Yang penting pemeliharaan harus terus berjalan,” ujarnya. (Sarah)
