KORANMANDALA.COM –Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) menghadapi penurunan daya dukung fiskal dengan berkurangnya anggaran sebesar Rp2,5 triliun.
Hal tersebut disampaikan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, saat memberikan keterangan di Gedung Sate, Jumat (7/11/2025).
Sebagai langkah efisiensi, mulai November 2025 Pemprov Jabar memberlakukan sistem work from home (WFH) bagi aparatur sipil negara (ASN) yang tidak memberikan layanan langsung kepada masyarakat.
Selangor FC vs Persib : Maung Bandung Gasak Red Giants, Skor Akhir 2-3
“Yang masuk kantor hanya pegawai yang memberikan layanan langsung. Sementara yang tidak, bekerja dari rumah dengan sistem digital. Kami juga membagi struktur tunjangan menjadi dua, yakni bagi pegawai yang WFH dan bagi pegawai lapangan. Tunjangan bagi petugas lapangan tentu lebih tinggi,” ujar Dedi.
Ia menjelaskan, kebijakan tersebut merupakan bagian dari upaya efisiensi pengelolaan anggaran daerah. Pemprov Jabar memangkas hampir 75 persen dana rutin dan mengalihkannya untuk pembangunan infrastruktur jalan, yang ditargetkan rampung dalam dua tahun ke depan.
“Kami ingin ngebut, seluruh infrastruktur dasar di Jawa Barat harus selesai dalam dua tahun,” tegasnya.
Selain itu, Dedi memaparkan rencana jangka panjang pengembangan transportasi di Jawa Barat. Pada tahun 2028, jalur Kereta Argo Parahyangan ditargetkan sudah terintegrasi penuh dari Jakarta–Bandung dengan waktu tempuh hanya 1–1,5 jam. Jalur tersebut juga akan diperpanjang hingga Banjar dan Pangandaran.
“Tahun 2028 kami ingin Argo Parahyangan tersambung sampai Banjar dan Pangandaran,” katanya.
Untuk memperkuat sektor pertanian dan peternakan, Pemprov Jabar tengah merancang layanan kereta khusus distribusi hasil pertanian dan peternakan dari wilayah Priangan Timur menuju Jakarta. Kereta tersebut akan dilengkapi gerbong khusus untuk mengangkut komoditas agar tidak bercampur dengan penumpang umum.
“Kereta yang mengangkut hasil panen dari Tasik sampai Jakarta akan dilengkapi gerbong khusus. Misalnya, untuk mengangkut padi atau kambing, tidak bareng penumpang umum. Nanti hasil panen dari Tasikmalaya hingga Cirebon bisa dikirim lewat stasiun-stasiun penghubung,” jelas Dedi.
