KORANMANDALA.COM – Guna menekan penyebaran penyakit kudis atau skabies di lingkungan lembaga pemasyarakatan, Kantor Wilayah (Kanwil) Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjenpas) Jawa Barat menerapkan program Jawa Barat Sistem Edukasi, Higiene, dan Aksi Tangkal Penyakit Menular (Jawara Sehat) di seluruh Lapas, Rutan, dan Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA).
Kepala Kanwil Ditjenpas Jawa Barat Kusnali menjelaskan, program ini telah berjalan serentak sejak 20 Oktober 2025 di 33 Unit Pelaksana Teknis (UPT) di wilayah Jawa Barat. Dalam pelaksanaannya, pihaknya juga menerbitkan surat edaran serta menerapkan pedoman pengobatan sesuai Keputusan Dirjen Pemasyarakatan Nomor PAS-31.PK.01.07.01 Tahun 2016.
“Kasus skabies di lapas masih cukup tinggi. Kami melihat ini menjadi hal yang sangat penting untuk segera ditangani,” ujar Kusnali saat meninjau pelaksanaan program Jawara Sehat di Lapas Kelas IIA Karawang, Rabu (5/11/2025).
Tanpa Barba, Bojan Hodak Pastikan Persib Siap Raih Tiga Point kontra Selangor
Menurut Kusnali, hasil skrining dari total 26 ribu warga binaan di Jawa Barat menunjukkan 1.034 orang menderita kudis. Para penderita telah mendapatkan penanganan medis secara berkala, termasuk pemberian Permethrin 5 persen sebagai obat utama, serta sosialisasi Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Selain pengobatan, setiap lapas juga menyiapkan ruang isolasi khusus bagi warga binaan yang terinfeksi. Selama masa perawatan, mereka diberikan pakaian bersih secara terpisah, dan setelah dinyatakan sembuh akan menerima pakaian baru.
Kusnali berharap program Jawara Sehat dapat menjadi model nasional dalam pengendalian dan pencegahan penyakit menular di lingkungan pemasyarakatan di seluruh Indonesia.
“Negara tidak berhak membuat mereka menjadi lebih buruk atau lebih jahat daripada sebelum dijatuhi pidana. Karena itu, lingkungan pemasyarakatan harus tetap sehat, higienis, dan manusiawi,” tegasnya.
Salah satu warga binaan Lapas Karawang, Supramto Situmorang (45), mengaku bersyukur telah mendapat penanganan medis melalui program tersebut.
“Sekarang sudah tidak gatal-gatal. Saya juga jadi tahu cara mencegahnya setelah ikut sosialisasi,” ujarnya.
Sementara itu, dr. Dewi Ismayati, dokter di Klinik Lapas Kelas IIA Karawang, menyebut dari hasil pemeriksaan terhadap 1.176 warga binaan, ditemukan 104 orang positif kudis. Mereka kini menjalani pengobatan dan isolasi, termasuk pemberian Permethrin Cream 5 persen dan antibiotik bagi kasus infeksi sekunder.
“Kami juga menyediakan sabun gratis untuk menunjang kebersihan warga binaan,” jelas Dewi.






