KoranMandala.com –Ratusan petani yang tergabung dalam Serikat Petani Karawang (Sepetak) turun ke jalan dan menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung DPRD Karawang, Jumat (3/10/2025).
Mereka menuntut pemerintah daerah segera bertindak atas berbagai persoalan krusial yang dinilai mengancam kelangsungan sektor pertanian di daerah lumbung padi nasional itu.
Dalam aksinya, para petani menyuarakan empat tuntutan utama: pengadaan kembali pupuk SP36, perbaikan saluran irigasi tersier, realisasi program asuransi pertanian, serta klarifikasi soal isu kenaikan pajak lahan pertanian.
Polres Karawang Tangkap Pelaku Pemerkosaan Santriwati di Rengasdengklok
Pupuk SP36 Jadi Keluhan Utama
Tamri, seorang petani asal Rengasdengklok, menegaskan bahwa hilangnya pupuk SP36 dari pasaran telah membuat hasil panen terus menurun drastis.
“Kerasa banget penurunannya. Kalau pupuk SP36 diadakan lagi, kami siap ikut uji coba untuk membuktikan pengaruhnya,” kata Tamri dalam orasi di depan gedung dewan.
Selain pupuk, petani juga mengeluhkan buruknya saluran irigasi. Banyak saluran tersier yang dangkal, bahkan tersumbat bangunan liar, sementara alat berat untuk normalisasi sangat terbatas. Kondisi ini dinilai semakin memperburuk produktivitas pertanian.
Menanggapi desakan petani, Kepala Dinas Pertanian Karawang, Rohman, mengakui penurunan hasil panen tak hanya dipicu kelangkaan pupuk, tetapi juga akibat rusaknya kondisi tanah.
“pH tanah di banyak titik rendah, antara 5 sampai 6. Idealnya minimal 6,5. Akibatnya pupuk kimia tidak terserap optimal oleh tanaman,” ujar Rohman.
Ia mendorong petani mulai beralih ke pupuk organik dan hayati untuk memperbaiki struktur tanah. Namun ia tak menampik, serapan pupuk organik di Karawang masih jauh dari harapan, hanya sekitar 2.900 ton.






