KoranMandala.com –Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kota Bandung menilai kehadiran angkutan kota (angkot) feeder Metro Jabar Trans (MJT) di sejumlah rute justru menimbulkan tanda tanya besar.
Pasalnya, mereka mengaku sama sekali tidak mendapat pemberitahuan maupun sosialisasi sebelum armada feeder itu resmi beroperasi.
Ketua Organda Kota Bandung, Neneng Zuranda, menegaskan pihaknya baru mengetahui adanya angkot feeder setelah angkutan tersebut melayani trayek Simpang Lima–Kiaracondong–Soekarno Hatta.
LIPSUS: Kemacetan Curi Rezeki Sopir Angkot, Bandung Butuh Aksi – Angkot Pintar Masih Ilusi?
“Ini bukan minim sosialisasi lagi, tapi memang tidak ada sosialisasi sama sekali. Kalau betul sudah dilakukan, lantas ke mana? Karena saya pribadi tidak tahu,” ujarnya saat dihubungi, Rabu (1/10/2025).
Feeder MJT diketahui beroperasi mengikuti jadwal bus MJT, mulai pukul 05.00 WIB hingga 22.00 WIB. Pembayaran pun menggunakan sistem cashless dengan e-money, berbeda dengan angkot konvensional yang masih mengandalkan transaksi tunai.
Menurut Neneng, masalah muncul karena rute feeder tersebut masuk ke wilayah trayek angkot yang sudah ada. Hal ini dikhawatirkan berimbas langsung pada penumpang angkot konvensional.
“Organda seharusnya dilibatkan sejak awal, meski ini program Pemprov Jabar. Karena pada akhirnya akan bersinggungan dengan keberlangsungan angkot yang sudah ada,” jelasnya.
Ia menambahkan, Organda pada prinsipnya mendukung inovasi transportasi publik. Namun tanpa komunikasi yang jelas, kebijakan ini justru terkesan menabrak aturan main dan bisa merugikan sopir angkot yang sudah puluhan tahun mencari nafkah di Bandung.






