KoranMandala.com – Di tengah laju pembangunan yang semakin pesat, masih ada warga yang hidup dalam kondisi memprihatinkan.
Ahmad (68), seorang buruh tani, tinggal bersama keluarga besarnya di sebuah rumah reot tanpa fasilitas WC di Kelurahan Karangpawitan, Kecamatan Karawang Barat, Kabupaten Karawang.
Rumah yang sudah puluhan tahun tidak pernah diperbaiki itu berlantai tanah, berdinding rapuh, serta tidak memiliki fasilitas mandi, cuci, kakus (MCK) yang layak. Kondisi tersebut membuat Ahmad, istrinya, anak, menantu, dan cucu hidup serba terbatas.
Hari Tani Nasional, Ratusan Petani Ikuti Gelar Teknologi di Karawang
Setiap musim hujan, kecemasan selalu menghantui. Atap dan dinding rumah yang rapuh membuat keluarga ini kerap harus mengungsi karena khawatir rumah roboh.
“Saya tinggal di sini bersama anak, menantu, dan cucu. Kalau hujan deras, kami sering mengungsi karena takut rumah rubuh. Rumah ini juga tidak punya WC, lantainya cuma tanah saja,” tutur Ahmad dengan nada sedih saat ditemui.
Sehari-hari, Ahmad bekerja sebagai buruh tani. Namun, penghasilan yang diperoleh tidak menentu. “Kadang dapat Rp50 ribu, kadang juga tidak dapat sama sekali,” ujarnya.
Dalam kondisi serba kekurangan itu, Ahmad dan keluarga berharap adanya perhatian dari pemerintah maupun para dermawan. Bantuan renovasi atau program rumah layak huni menjadi impian yang hingga kini belum terwujud.
