Hal senada disampaikan Enda, petani asal Karawang, yang kini menanam terong M72 dan paria OPAL F1. “Hasil panennya besar, risiko penyakit berkurang. Apalagi setelah diajari cara pakai pupuk hayati dan cek pH tanah, hasilnya lebih bagus,” tuturnya.
Kegiatan ini juga menarik perhatian petani muda atau petani milenial yang antusias mempelajari teknologi pertanian. Menurut EWINDO, kehadiran generasi muda di sektor pertanian menjadi harapan besar bagi keberlanjutan pertanian nasional, terlebih Karawang memiliki akses teknologi dan informasi yang memadai.
Selama ini, Karawang dikenal sebagai lumbung padi nasional. Namun seiring meningkatnya kebutuhan pangan dan diversifikasi pertanian, wilayah ini dinilai memiliki potensi besar dalam pengembangan hortikultura. Infrastruktur yang memadai, mulai dari jalur distribusi hingga logistik, mendukung percepatan akses produk segar ke pasar.
Bagi EWINDO, Gelar Teknologi bukan hanya sarana edukasi, tetapi juga penghargaan bagi para petani.
“Hari Tani Nasional ini momen tepat untuk mengingatkan bahwa petani adalah pahlawan pangan kita. Keberhasilan petani adalah buah dari kerja sama semua pihak, dan kami berharap Karawang bisa menjadi inspirasi bagi daerah lain di Indonesia,” pungkas Fatkhu.






