KoranMandala.com –Di tengah janji manis pemerintah soal solusi cepat pengelolaan sampah, insinerator justru menyimpan ancaman berbahaya yang sering luput dari sorotan publik.
Asap putih keabu-abuan yang keluar dari cerobongnya tampak biasa saja, namun sesungguhnya ia membawa racun mematikan yang menggerogoti udara, tanah, bahkan tubuh manusia.
Annisa Maharani, Toxic and Zero Waste Program Officer Nexus3 Foundation, menegaskan bahwa insinerator, khususnya berukuran kecil, menjadi sumber pencemaran udara yang serius di Indonesia.
DPRD Nilai Pemkot Bandung Sangat Lambat Dalam Penanganan Sampah
“Mesin insinerator umumnya mengeluarkan emisi berbahaya. Apalagi insinerator skala kecil yang tidak dilengkapi air pollution control (APC), emisinya jauh lebih kotor dan berbahaya,” katanya.
Racun Sunyi dari Udara ke Meja Makan
Dampak paling nyata insinerator adalah pencemaran udara. Partikel halus atau particulate matter (PM) dapat memicu gangguan pernapasan. Lebih mengkhawatirkan lagi, senyawa dioxin dan furan racun berbahaya yang sulit terurai bisa menimbulkan kanker, gangguan hormon, penurunan kesuburan, hingga diabetes.
“Sifatnya akumulatif. Sekali masuk ke tubuh, zat itu akan menumpuk dan sulit hilang,” jelas Annisa.
Bahkan, efeknya tidak menunggu waktu lama. Anak-anak yang tinggal dekat insinerator sering mengalami batuk dan sesak napas.
“Mereka adalah kelompok paling rentan. Tubuhnya jauh lebih sensitif dibanding orang dewasa,” tambahnya.
Penelitian Nexus3 semakin memperlihatkan sisi gelap insinerator. Kadar dioxin-furan dalam abu pembakaran ditemukan sangat tinggi. Lebih buruk lagi, racun itu bisa masuk ke rantai makanan.