KoranMandala.com – Dinas pengendalian Penduduk, KB, Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak Kabupaten Garut melakukan metode kontrasepsi jangka panjang Medis Operasi wanita (MOW) di Klinik Bunda Alya, Jalan Cimanuk, Tarogong Kidul.
Program ini merupakan satu upaya untuk menekan angka kematian ibu dan bayi. Hal ini mengingat angka kematian ibu dan bayi di Garut masih tinggi.
Bupati Garut Abdusy Syakur menekankan pentingnya pengendalian jumlah penduduk sejak dini untuk memastikan anak-anak lahir dalam kondisi ideal.
Bupati Garut Pimpin Rakor: Perjuangan Mengembalikan Hak Warga atas Layanan BPJS
Ia menyebut program KB kali ini menyasar ibu berusia diatas 40 tahun yang berisiko tinggi jika hamil.
”Faktanya, angka kematian ibu di Garut itu tinggi. Kalau kita mencegah mereka melahirkan, ini kan ada yang usia 40 atau 43 tahun, itu usia yang sensitif, risikonya tinggi. Nah, ini kita cegah dengan cara seperti ini,” ujarnya.
Ia juga mengajak masyarakat ikut serta dalam program KB tanpa sepenuhnya bergantung pada pemerintah.
”Masyarakat yang sadar dengan risikonya itu, cobalah melakukannya secara mandiri, jangan semua sama pemerintah,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, KB, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Garut Yayan Waryana mengklaim antusiasme masyarakat terhadap program KB cukup tinggi. Pihaknya menargetkan 80 peserta dalam pelayanan MOW kali ini.
Ia menjelaskan, target MOW tahun ini mencapai 300 akseptor, melampaui target provinsi. Program ini juga diharapkan menekan angka kematian ibu dan bayi, khususnya dari pasangan usia subur.
Menurut Yayan, program KB di Garut menunjukkan hasil signifikan berdasarkan data BPS. Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) Kabupaten Garut berada di angka 1,12 atau peringkat 15 dari 27 kabupaten/kota di Jawa Barat.
”Kalau LPP di 1,12 Kabupaten Garut itu di peringkat ke-15 dari 27 kabupaten/kota. Jadi masih banyak juga yang melebihi angka 1,12,” sebutnya.
Ia menambahkan, metode kontrasepsi seperti IUD dan implan banyak diminati masyarakat perkotaan. Selain itu, DPPKBPPPA juga berencana menggelar pelayanan MOP (Metode Operasi Pria) pada November mendatang.
Yayan mengapresiasi peran petugas dan kader KB yang aktif menjaring calon akseptor di lapangan.
”Mereka langsung bukan hanya sekadar mencari, tapi juga langsung membawa dan mengantarkan,” pungkasnya.
Era Kontrasepsi Selesai, Wihaji Minta Penyuluh KB Pahami Kerangka Baru Kementerian
