KoranMandala.com –Sejak 6 Agustus 2025, pintu gerbang Kebun Binatang Bandung (Bandung Zoo) tertutup rapat. Di balik pagar berjeruji itu, kehidupan 710 satwa dari berbagai spesies tetap berdenyut, dirawat oleh para karyawan yang kini dihimpit rasa cemas.
Bukan hanya soal nafkah yang terancam, tapi juga soal keberlangsungan hidup satwa yang sudah puluhan tahun menjadi bagian dari lembaga konservasi tertua di Indonesia itu.
“Kami tidak mau satwa-satwa kami terlantar. Kami tidak mau satwa-satwa kami menderita, apalagi punah karena tangan-tangan jahil dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab,” tegas Serikat Pekerja Mandiri Derenten, wadah para karyawan Bandung Zoo, dalam pernyataan resminya.
Lahan UMKM Digugat, Pedagang Kecil Terjepit di Sekitar Bandung Zoo
Para karyawan menegaskan, sejak berdiri pada 1930 oleh tokoh Sunda Rd Ema Bratakoesoema, Bandung Zoo tidak pernah lepas dari peran pentingnya dalam konservasi, edukasi, dan penelitian.
Bagi mereka, menjaga satwa bukan sekadar pekerjaan, melainkan panggilan hati.
“Satwa-satwa tersebut kami jaga, kami rawat, kami penuhi kebutuhannya. Itu adalah komitmen kami sebagai karyawan,” lanjut pernyataan serikat pekerja.
Namun, penutupan operasional membuat mereka gamang. Tanpa pengunjung, roda pengelolaan terhenti, sementara kebutuhan satwa terus berjalan.
“Kami sangat menyayangkan penutupan ini. Kami khawatir tindakan tersebut akan mengganggu stabilitas pengelolaan dan berdampak langsung pada satwa serta karyawan,” ungkap mereka.
Lewat pernyataannya, Serikat Pekerja Mandiri Derenten mendesak pemerintah, termasuk Ditjen KSDAE, BKSDA, hingga Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, untuk segera membuka kembali operasional.






