KoranMandala.com – Pemerintah Kota Bandung melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mulai merancang strategi jangka panjang menghadapi potensi gempa akibat aktivitas Sesar Lembang yang kian meningkat.
Salah satu fokus utama adalah mengidentifikasi rumah-rumah warga yang rentan terdampak untuk kemudian disiapkan skema mitigasi.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Bandung, Didi Ruswandi, menyebutkan hingga saat ini tercatat sekitar 1.000 rumah telah diidentifikasi tingkat kerentanannya. Proses pemetaan dilakukan bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Universitas Katolik Parahyangan (Unpar).
Forum Sesar Lembang Circle: Kolaborasi Lintas Elemen Hadapi Ancaman Geologis di Bandung
“Rumah-rumah itu dipilah untuk melihat mana yang tahan gempa dan mana yang tidak. Identifikasi dilakukan di setiap kecamatan agar kita mengetahui kondisi riil di lapangan,” ujar Didi
Sebagai langkah taktis, BPBD menyiapkan opsi alternatif berupa meja kokoh yang difungsikan sebagai ruang lindung darurat. Opsi ini dipilih mengingat keterbatasan anggaran renovasi maupun pembangunan ulang rumah melalui APBD.
“Kalau membangun ulang butuh biaya besar dan waktu lama. Meja kokoh bisa menjadi solusi sementara agar setiap rumah memiliki ruang lindung sederhana,” jelas Didi.
Menurutnya, keterbatasan regulasi juga menjadi tantangan. Rumah yang berdiri di atas lahan bukan milik pribadi, misalnya, tidak bisa dibiayai menggunakan APBD. Sementara itu, dukungan dari pihak swasta melalui CSR masih belum optimal.
Meski begitu, langkah pemetaan ini dipandang krusial sebagai dasar perencanaan jangka panjang Pemkot Bandung dalam menghadapi potensi gempa dari Sesar Lembang yang kini disebut para ahli memasuki siklus aktifnya.






