KoranMandala.com –Di tengah situasi penuh tekanan akibat ancaman penggusuran, Forum Sukahaji Melawan bersama Kawan Aksi Solidaritas kembali menggelar Sanggar Anak Sukahaji Vol. 6 pada Minggu (17/8/2025). Kegiatan ini bertepatan dengan peringatan 80 tahun kemerdekaan Indonesia, meski bukan dimaksudkan sebagai perayaan HUT RI.
Menurut Acil, perwakilan Solidaritas Bandung, sanggar anak lebih difokuskan sebagai ruang aktivasi bagi warga, terutama anak-anak.
“Ini bukan untuk memperingati kemerdekaan, tapi supaya ada aktivasi. Sebelumnya kami tidak bisa menggelar musik karena warga sedang berduka setelah enam orang dikriminalisasi. Jadi kami putar akal, menghidupkan lagi suasana lewat sanggar anak,” ujarnya.
Head to Head dan Prediksi Pertandingan Persijap Jepara vs Persib Bandung
Sanggar Anak Sukahaji digelar rutin setiap hari Minggu. Dalam edisi keenam ini, anak-anak mengikuti permainan sederhana, lomba kecil-kecilan, hingga belajar bersama. Para fasilitator menilai kegiatan ini menjadi ruang aman bagi anak-anak, sementara orang tua mereka sibuk mempertahankan ruang hidup.
“Orang tua mereka sibuk berdagang dan memperjuangkan ruang hidup, sementara anak-anak tetap butuh ruang untuk bermain sambil belajar,” tambah Acil.
Bagi relawan, sanggar anak memiliki makna lebih dari sekadar pendidikan. Kehadirannya menjadi sarana pemulihan batin di tengah konflik.
“Melihat anak-anak tersenyum sudah cukup mengobati trauma saya. Harapannya sanggar ini terus ada, supaya anak-anak makin pintar, soleh, dan solid,” ungkapnya.
Dalam beberapa kesempatan, anak-anak juga menunjukkan kepedulian yang menyentuh. Seorang fasilitator menuturkan, pernah ada anak yang menggambar dengan tulisan ‘Bebaskan Warga Sukahaji’.
“Saya terenyuh, anak sekecil itu sudah menghadapi realitas penggusuran. Tapi justru dari sini solidaritas mereka terbentuk sejak dini,” ucapnya.
