KoranMandala.com – Tiga pejuang kemerdekaan asal Kuningan yang gugur pada masa revolusi tahun 1949, yakni Ajid, Apidik, dan Halil, hingga kini dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Astana Gede blok Civicung, Kuningan. Namun kondisi makam mereka kian memprihatinkan karena rusak dimakan usia.
Pihak keluarga berharap pemerintah daerah memberikan perhatian dengan merenovasi serta membangun monumen untuk mengenang perjuangan mereka.
“Kami pernah mohon kepada pemerintah daerah agar makam itu direnovasi dan dibuatkan monumen, supaya semangat perjuangan mereka bisa ditransformasikan kepada generasi muda. Tapi sampai sekarang belum ada perhatian,” ujar Djudjun Djuanda (73), kerabat keluarga, saat ditemui menjelang HUT ke-80 Kemerdekaan RI, Minggu (17/8/2025).
Siap Kantongi Point Penuh Dari Jepara, Persib Bandung Bawa 22 Pemain
Djudjun menjelaskan, Halil merupakan Kepala Departemen Agama Kuningan sekaligus anggota Komite Nasional, sedangkan Apidik adalah adiknya. Sementara Ajid merupakan sahabat dekat Apidik. Saat dieksekusi oleh tentara Belanda pada Desember 1949, Ajid dan Apidik masih duduk di bangku kelas dua SMP Kuningan.
Sebelum gugur, ketiganya sempat disiksa karena menolak membocorkan keberadaan para pejuang Kuningan. Tubuh mereka penuh luka bakar akibat sundutan rokok dan setrikaan. Meski begitu, mereka tetap teguh pada prinsip “Merdeka atau Mati”.
Eksekusi dilakukan pada malam Jumat, ditandai suara rentetan senjata yang terdengar di sekitar Kota Kuningan. Esok harinya, masyarakat menemukan tiga jenazah bersimbah darah di dekat Jembatan Ciloa, sekitar tiga kilometer dari pusat kota. Ketiganya kemudian dimakamkan di Astana Gede di bawah cuaca mendung dan isak tangis keluarga serta rekan sekolah.
Pasca peristiwa itu, SMP Kuningan tempat Ajid dan Apidik menimba ilmu dibekukan oleh penguasa Belanda. Banyak pelajar yang kemudian berpencar dan bergabung dengan gerilyawan maupun Tentara Pelajar.
Sebagai penghormatan, nama Ajid, Apidik, dan Halil diabadikan menjadi nama jalan di Kota Kuningan. Namun, hingga kini makam mereka masih sederhana dan belum ada monumen peringatan yang layak.
