KoranMandala.com – Di tengah maraknya tren bendera bajak laut “One Piece” yang menghiasi berbagai sudut kota jelang HUT ke-80 Republik Indonesia, sejumlah pedagang bendera musiman di Karawang justru memilih untuk tidak ikut menjual atribut non-nasional tersebut.
Tatang, salah satu pedagang bendera yang mangkal di Jalan Tuparev, Karawang, mengaku enggan menyediakan bendera bergambar anime meski sedang ramai dibicarakan di media sosial.
“Enggak ada yang nanya juga. Kalaupun ada yang nyari, kami memang enggak jual. Ini momen kemerdekaan, semua yang kami bawa resmi bendera merah putih dan umbul-umbul untuk memeriahkan hari kemerdekaan,” ujar Tatang saat ditemui pada Selasa (5/8/2025).
Terkait Penambahan Pemain Asing, Management Persib : Tergantung Kebutuhan Tim
Pedagang yang sudah 25 tahun berjualan tiap bulan Agustus ini menegaskan, konsistensinya hanya menjual bendera dan ornamen kemerdekaan adalah bentuk penghormatan terhadap nilai-nilai nasionalisme.
“Emang lagi ramai soal bendera One Piece di medsos, tapi buat apa juga jual bendera itu. Enggak cocok sama semangat 17-an,” tambahnya.
Meski menolak menjual bendera non-nasional, Tatang mengaku omzetnya tahun ini menurun drastis. Namun, menurutnya, hal itu bukan karena tren bendera One Piece, melainkan karena daya beli masyarakat yang belum pulih sepenuhnya pasca pandemi.
“Dari dulu ya yang jadi saingan utama itu toko online. Apalagi sejak Covid-19, sekarang orang lebih pilih beli lewat HP. Biasanya tanggal segini saya sudah dapat sekitar 7 juta, sekarang baru tembus 3 juta,” keluhnya.
Adapun harga bendera yang dijual Tatang bervariasi, mulai dari Rp20 ribu hingga Rp60 ribu, tergantung ukuran dan bahan. Ia berharap, jelang 17 Agustus nanti, minat masyarakat untuk membeli bendera merah putih bisa kembali meningkat.






