Namun demikian, Arip mengungkapkan bahwa tantangan pertanian di wilayahnya masih kompleks. Masalah utama meliputi:
-
Pendangkalan saluran irigasi
-
Tumpukan sampah yang menjadi habitat tikus
-
Keterbatasan alat mesin pertanian (alsintan)
“Kami punya lebih dari 21 km saluran irigasi tersier dan 5 km sekunder dari 4 pintu irigasi primer, sebagian besar rusak. Sampah di saluran menjadi tempat berkembang biaknya tikus,” jelasnya.
Ia juga menyoroti berkurangnya jumlah traktor dari 21 unit pada 2024 menjadi hanya 19 unit di 2025 akibat pencurian, sehingga pengolahan lahan menjadi lebih lambat dan berdampak pada keterlambatan musim tanam.
Arip berharap ada dukungan dari pemerintah daerah maupun pusat dalam bentuk bantuan alsintan dan pelatihan bagi generasi milenial petani yang mulai tumbuh di Kampungsawah.
“Dengan segala keterbatasannya, petani Kampungsawah tetap bisa memberi kontribusi nyata bagi bangsa lewat panen yang berlimpah,” pungkas Arip.