Koran Mandala –Kota Bandung kini resmi memiliki Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) sendiri. Peresmian ditandai dengan pelantikan Didi Ruswandi sebagai Kepala Pelaksana BPBD Kota Bandung oleh Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, di Balai Kota Bandung, Senin (14/7/2025).
Kehadiran BPBD Kota Bandung dinilai penting untuk memperkuat kesiapsiagaan dalam menghadapi berbagai potensi bencana di wilayah perkotaan yang padat dan rawan.
Menurut Wali Kota Farhan, pembentukan BPBD bukan hanya soal infrastruktur fisik, tetapi juga pembangunan suprastruktur berupa sumber daya manusia dan kelembagaan yang siap siaga menghadapi bencana.
Berhasil Promosi ke Persib Senior, Nazriel Alfaro Siap Berlatih Lebih Keras
“Suprastruktur artinya kita sedang mempersiapkan orang-orang yang memiliki program edukasi dan respons terhadap berbagai macam bencana,” ujar Farhan.
Ia menyebut, bencana hidrometeorologi seperti banjir bandang menjadi fokus utama penanganan. Menurutnya, langkah preventif harus dilakukan, termasuk evakuasi dini di wilayah rawan sebelum air bah datang.
“Ini soal kesiapan dan perilaku. Banjir bandang tidak boleh terjadi lagi. Wilayah rawan banjir harus dikosongkan sebelum air datang,” tegasnya.
Selain banjir, potensi pergerakan tanah juga menjadi perhatian serius. Farhan mengungkapkan, sejumlah wilayah di sekitar Bandung, seperti Sumedang dan Purwakarta, menunjukkan tanda-tanda awal pergeseran tanah. Kondisi serupa dikhawatirkan dapat terjadi di Kota Bandung, khususnya di kawasan yang dilalui Sesar Lembang.
“Fokus pada Sesar Lembang menjadi penting karena itu potensi yang nyata,” katanya.
Ia juga menekankan pentingnya kesiapan mental dan edukasi masyarakat dalam menghadapi situasi darurat. Apalagi, berdasarkan peringatan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), musim kemarau tahun ini diperkirakan datang terlambat, sementara musim hujan akan datang lebih awal.
“Kesiapan mental dan edukasi masyarakat menjadi kunci. Jangan sampai kita tidak siap saat musim hujan datang lebih cepat,” ucapnya.