Langkah Kecamatan Bandung Kulon, menurut Farhan, patut diapresiasi. Ia menyebut, pengukuhan Satgas Antripremanisme di wilayah ini menunjukkan adanya keberanian dari pemerintah setempat untuk mengambil sikap tegas.
“Ini bukti bahwa pimpinan wilayah di Bandung Kulon peduli dan siap bergerak. Mereka jadi contoh bagi kecamatan lain,” katanya.
Satgas ini terdiri dari beragam unsur, mulai dari aparat pemerintah, kepolisian, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, hingga warga yang peduli terhadap keamanan lingkungan.
“Ini bukan langkah sesaat. Ini gerakan jangka panjang untuk menjadikan Bandung kota yang tertib, adil, dan ramah bagi semua,” ujar Farhan.
Ia juga mengajak warga untuk berani melapor jika menemukan aksi premanisme. Farhan menegaskan bahwa Bandung tak boleh dibiarkan dikuasai rasa takut.
“Bandung ini milik kita semua. Jangan biarkan premanisme mencemari kota ini. Bandung harus menjadi kota yang aman, terbuka, dan nyaman untuk semua warganya,” tandasnya.
Dengan terbentuknya Satgas Antripremanisme di Bandung Kulon, Pemkot Bandung berharap gerakan serupa segera diikuti kecamatan lain. Tujuannya, menjadikan Bandung kota yang bebas dari premanisme, menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, dan menjadi contoh ketertiban bagi kota-kota lain di Indonesia.