Koran Mandala – Kegiatan dialog lintas iman di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, kali ini tidak berhenti pada saling tukar gagasan saja. Para peserta—mulai dari komunitas Gusdurian, pemuda Katolik hingga HMI—berkolaborasi mengolah minyak jelantah menjadi lilin aromaterapi bernilai jual, Senin 30 Juni 2025 di lingkungan gereja Kadipaten.
Koordinator Gusdurian Majalengka Intan Damayanti menjelaskan, panitia sengaja meminta setiap peserta membawa satu kemasan minyak bekas masak dari rumah. “Supaya diskusi tak sekadar berbicara toleransi, tetapi juga menghasilkan karya nyata yang ramah lingkungan,” tuturnya.
Pemuda Majalengka Diajak Jaga Persatuan Lewat Agama dan Pancasila
Proses pembuatannya sederhana: minyak jelantah disaring, dicampur bahan lilin dasar, lalu diberi pewangi alami. Hasilnya dapat dipakai di rumah masing-masing maupun dipasarkan. Produk perdana ini rencananya akan dipresentasikan di Jakarta pada Agustus mendatang.
Ketua panitia Emilia menilai metode kreatif tersebut makin mempererat relasi antar-agama. “Silaturahmi terjaga, lingkungan pun terbantu karena jelantah diolah menjadi produk bernilai,” ujarnya.
Kegiatan ini sekaligus menegaskan komitmen komunitas lintas iman Majalengka untuk menjawab isu keberlanjutan—mulai toleransi sosial hingga pengurangan limbah rumah tangga—dengan aksi bersama yang konkret.