Koran Mandala – Wali Kota Bandung, Farhan, mengakui secara terbuka bahwa Kota Bandung hingga kini belum ramah terhadap penyandang disabilitas dan anak-anak. Pengakuan ini disampaikannya saat menyinggung minimnya fasilitas publik yang layak, salah satunya soal kondisi trotoar yang tak bersahabat bagi kelompok disabilitas.
“Bandung memang belum ramah disabilitas, belum ramah anak. Fasilitas publik kita masih banyak yang belum menunjang,” kata Farhan, Senin (30/6/2025).
Salah satu upaya yang sedang dilakukan Pemkot Bandung adalah pembangunan trotoar beraspal yang diklaim ramah disabilitas di sejumlah ruas jalan pusat kota. Namun dari target 800 meter, baru 200 meter yang rampung hingga akhir Juni.
Adam Przybek Resmi Berseragam Persib Bandung Menggantikan Kevin Ray Mendoza
“Percobaannya sedang berlangsung. Mudah-mudahan minggu depan selesai,” ujarnya, tanpa merinci kapan pembangunan akan menyentuh wilayah lain di Bandung.
Di bidang pendidikan, Farhan juga mengungkapkan tantangan besar yang dihadapi Bandung untuk mewujudkan sekolah inklusif. Ia mengakui, meski kebijakan mewajibkan semua sekolah negeri menjadi inklusif sudah dibuat, faktanya di lapangan Pemkot kekurangan tenaga pendidik yang mampu menangani anak-anak berkebutuhan khusus.
“Kami bekerja sama dengan UPI, tapi memang belum mencukupi. Hanya beberapa sekolah saja yang nanti akan kita fokuskan menjadi sekolah inklusif,” ungkap Farhan.
Ia menambahkan, sekolah swasta juga akan dilibatkan melalui skema kolaborasi, meski belum dijelaskan bagaimana mekanisme atau jadwal pelaksanaannya.
“Kami akan melakukan semacam audit, tapi bukan dalam rangka pengawasan, melainkan pengembangan,” katanya.
Kondisi ini diperkuat oleh data Badan Pusat Statistik (BPS) 2023 yang disampaikan Asisten Administrasi Umum Kota Bandung, Tono Rusdiantono. Ia menyebut ada sekitar 8.900 penyandang disabilitas di Kota Bandung. Tono menyayangkan masih kuatnya stigma dan pengucilan sosial terhadap kelompok ini.
“Stigma dan pengucilan membuat mereka sulit percaya diri. Padahal dukungan lingkungan dan keluarga sangat penting,” katanya.
Selain soal trotoar dan pendidikan, Farhan juga menyebut ruang publik ramah anak masih akan menjadi prioritas. Mulai dari akses kendaraan umum, jalan menuju sekolah, hingga Kawasan Tanpa Rokok (KTR) akan dibenahi. Namun hingga kini belum ada tenggat atau peta jalan yang jelas terkait program tersebut.






