Koran Mandala –Kota Bandung yang digadang-gadang sebagai smart city, kini dihadapkan pada kenyataan pahit: tumpukan sampah yang menggunung di tengah lingkungan pendidikan. Di saat idealnya proses belajar mengajar berlangsung dalam suasana bersih dan sehat, kondisi sebaliknya justru terjadi di SMP Negeri 57 Bandung, Jalan Bumi Asri, Kelurahan Gempol, Kota Bandung.
Pantauan pada Jumat (27/6), terlihat tumpukan sampah menjulang tinggi di Tempat Penampungan Sementara (TPS) Bumi Asri, yang lokasinya hanya selemparan batu dari pagar sekolah. Bahkan, TPS tersebut kini ditutup sementara lantaran volume sampah yang tak lagi tertampung.
Ironisnya, penutupan ini tidak diiringi dengan langkah konkret pengangkutan sampah, sehingga gunungan limbah kian mendekat ke lingkungan sekolah.
Uilliam Barros Resmi Jadi Bomber Anyar Persib Bandung Untuk Musim Depan
Akibatnya, udara di sekitar sekolah tercemar bau menyengat, disertai lalat, nyamuk, dan bahkan tikus yang kerap terlihat di sekitar ruang kelas.
“Siswa banyak yang mengeluh karena sulit fokus saat belajar. Saya juga merasakan hal yang sama, baunya menusuk dan banyak lalat beterbangan,” ujar salah satu staf sekolah yang enggan disebutkan namanya.
Keluhan tidak hanya datang dari pihak sekolah. Sejumlah orang tua siswa juga mengaku khawatir dengan dampak kesehatan terhadap anak-anak mereka.
“Ada yang izin karena sakit. Orang tuanya bilang anaknya tiap hari menghirup udara tercemar dari tumpukan sampah itu,” tambah staf tersebut.
Persoalan ini bukan hal baru. Warga sekitar menyebutkan TPS Bumi Asri sudah lama menjadi sumber masalah, terutama karena lokasinya terlalu dekat dengan kawasan padat penduduk dan fasilitas umum seperti sekolah. Sayangnya, selama dua tahun terakhir, keluhan masyarakat tidak juga ditindaklanjuti dengan solusi nyata. Sampah tetap menumpuk, pengangkutan tak kunjung rutin dilakukan.
“Sudah dua tahun begini. Guru dan siswa terus terganggu. Ini jelas bukan lingkungan belajar yang sehat,” tegas sumber tersebut.