Koran Mandala –Warga Kampung Kiarajaya, Desa Margamulya, Kecamatan Telukjambe Barat, Kabupaten Karawang merasa dikhianati oleh janji Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.
Pasalnya, hingga kini tak ada satu tetes pun air bersih yang mengalir ke permukiman mereka, meski sang gubernur sudah berjanji langsung akan menyelesaikan masalah itu dalam waktu sebulan.
Ketua RT setempat, Siti Fadilah, mengaku pernah menyampaikan langsung krisis air yang telah berlangsung lebih dari dua dekade itu kepada Dedi Mulyadi saat kunjungan ke kawasan KIIC pada 27 Maret 2025.
Uilliam Barros Resmi Jadi Bomber Anyar Persib Bandung Untuk Musim Depan
Kunjungan tersebut dalam rangka pembentukan Satgas Premanisme, namun warga Kiarajaya memanfaatkan momen itu untuk mengadukan kondisi hidup mereka.
“Saya bilang langsung ke Kang Dedi, mohon bantu warga supaya bisa dapat air bersih. Dia janji dalam waktu satu bulan air akan mengalir. Tapi sampai hari ini, jangankan air, perhatian pun tidak ada,” ujarnya sambil menahan tangis.
Fakta di lapangan menunjukkan kondisi yang memprihatinkan. Warga terpaksa mengantre air dari sumur yang terletak di tengah kompleks pemakaman umum—satu-satunya sumber air yang tersedia, meskipun kualitasnya tidak layak untuk dikonsumsi. Pemerintah, baik dari tingkat kabupaten maupun provinsi, disebut sama sekali belum turun tangan.
“Dari bupati belum pernah datang. Dari provinsi pun tidak ada yang pernah menginjakkan kaki ke sini. Seolah kami ini bukan bagian dari Jawa Barat,” lanjut Siti kecewa.
Padahal, Dedi Mulyadi sempat mengusulkan agar masyarakat sekitar mendapat akses air bersih dari Tarum Barat sebagai bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) kawasan KIIC. Bahkan dalam video dokumentasi pertemuan tersebut, pihak KIIC menyanggupi pembangunan jaringan pipa ke Kiarajaya. Namun sampai kini, semua itu hanya tinggal retorika.
“Janji hanya diucapkan di depan kamera, tapi tidak pernah diwujudkan di lapangan,” tegas Siti.
Berguinho Resmi Diperkenalkan Persib Bandung Dalam Menambah Kekuatan Musim Depan
Jumat (27/6), puluhan warga Kiarajaya kembali berkumpul untuk menagih janji tersebut. Mereka berteriak menuntut realisasi dari janji Gubernur, sambil bergantian mengisi jeriken dari sumur kuburan.






