Tim yang seluruh pemainnya merupakan siswi kelas 4 dan 5 ini mampu menunjukkan teknik, kerja sama tim, dan daya juang tinggi yang mengejutkan banyak pihak. Tak heran jika perhatian publik dan apresiasi pun mengalir deras kepada mereka.
Langkah Wali Kota Farhan yang memilih untuk mengajak para juara berkeliling Kota Bandung menggunakan Bandros juga dianggap sebagai cara kreatif dalam membangun kebanggaan anak-anak terhadap kotanya. Sambil menikmati pemandangan dan cerita sejarah kota, anak-anak juga merasa lebih dekat dengan pemimpinnya.
“Bandros bukan sekadar alat transportasi, tapi simbol kebanggaan dan identitas Bandung. Dengan cara ini, anak-anak akan punya memori indah bahwa perjuangan mereka di lapangan dihargai oleh pemimpinnya sendiri,” kata Indri.
Ia pun berharap agar perhatian semacam ini tidak berhenti di satu ajang saja. Menurutnya, perlu dibuat kebijakan yang lebih sistematis dan berkelanjutan untuk mendeteksi, membina, dan mengembangkan bakat-bakat olahraga sejak dini.
Selain itu, ia juga mendorong agar sekolah-sekolah diberikan akses dan dukungan lebih besar terhadap fasilitas olahraga dan pelatihan profesional.
“Ini investasi jangka panjang. Anak-anak yang kita hargai hari ini, kelak bisa menjadi atlet nasional, pelatih, atau bahkan tokoh olahraga yang membanggakan Indonesia. Semua berawal dari langkah-langkah kecil seperti ini,” tutup Indri Rindani.***






