Minggu, 21 September 2025 14:44

Koran MandalaTumpukan sampah yang mengganggu aktivitas di Pasar Gegerkalong, Kota Bandung, menuai sorotan warga dan pedagang. Namun, Kepala Pasar Gegerkalong, Ridi (56), menegaskan bahwa persoalan tersebut tidak sepenuhnya berasal dari aktivitas pasar.

Menurut Ridi, sampah pasar hanya menghasilkan sekitar 1,5 kubik per hari dan sebenarnya masih dapat tertampung di Tempat Penampungan Sementara (TPS) setempat.

Namun kenyataannya, banyak sampah berasal dari warga luar kawasan Gegerkalong dan pedagang kaki lima (PKL) di sekitar Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang ikut membuang di lokasi tersebut.

Julio Cesar Ungkap Rasa Bangganya Bergabung dengan Persib, Hingga Tak Sabar Bermain Dihadapan Bobotoh

“TPS ini sebenarnya hanya untuk RW 01, 03, 04, dan 07 serta para pedagang pasar. Tapi karena TPS ini ada di pinggir jalan dan TPS lain tidak menerima umum, akhirnya semua buang ke sini,” jelas Ridi, Jumat (27/6).

Ia juga mengungkapkan bahwa pengangkutan sampah dilakukan setiap hari. Namun, terbatasnya jumlah ritase ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti menjadi kendala utama yang memperparah penumpukan.

Pihak pengelola pasar mengaku telah berkoordinasi dengan kelurahan dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandung. Rencananya, pada 29 Juni mendatang akan digelar rapat bersama untuk membahas solusi penataan ulang pengelolaan sampah di kawasan tersebut.

 

Beberapa langkah yang akan dibahas di antaranya:

Penjagaan TPS oleh petugas Linmas

Pemasangan spanduk larangan membuang sampah bagi warga luar Gegerkalong

Penerapan pemilahan sampah dari sumbernya

1 2

Koranmandala.com

Comments are closed.

Exit mobile version