“Untuk menjawaban tantangan tersebut, Kemendukbangga/BKKBN menyusun quick wins yang terdiri dari lima program. Pertama, Genting menjadi program nasional yang diinisiasi oleh Kementerian sebagai upaya gotong-royong lintas sektoral untuk mempercepat penurunan dan pencegahan stunting di Indonesia,” ungkap Viktor.
Menurutnya, penyelesaian masalah stunting tidak bisa diserahkan hanya satu kepada satu institusi baik itu di pemerintah pusat maupun di tingkat provinsi maupun kabupaten kota. Penyelesaian persoalan masalah stunting tidak bisa hanya diserahkan ke salah satu dinas saja di provinsi maupun di kabupaten kota.
Kedua, Tamasya menjadikan program inovasi strategis untuk menciptakan kemandirian keluarga dengan menyediakan tempat penitipan anak (TPA) yang berkualitas dan berkelanjutan. Melalui quick wins ini diharapkan semua warga negara dalam siap produksi kerja, itu dapat bekerja termasuk para wanita dan perempuan yang mempunyai anak.
Ketiga, GATI muncul sebagai respons terhadap permasalahan fatherless yang mengkhawatirkan di Indonesia. Melalui program ini, Kemendukbangga mendorong keterlibatan aktif ayah dan calon ayah dalam pengasuhan anak serta pendampingan remaja yang akan memasuki usia pranikah. Pihaknya berharap ayah hadir di setiap proses tahapan tumbuh kembangnya anak dari mulai balita hingga dia memasuki usia jenjang pernikahannya.
Keempat, Sidaya merupakan integrasi kebijakan layanan terhadap kelompok lansia. Melalui Sidaya, Kemendukbangga berharap ada pendampingan bagi keluarga lansia dan lansia itu sendiri melalui kepedulian dan peran serta dari multisektor.
Kelima, Super Aplikasi Keluarga Indonesia mencoba menyajikan data secara terintegrasi berdasarkan kecerdasan buatan. Melalui Super App ini akan memudahkan akan masyarakat mengakses layanan seputar kependudukan dan keluarga.
Viktor secara khusus mengapresiasi Perwakilan Kemendukbangga Jawa Barat yang mengemas konsep Harganas dalam empat pilah bakti Bangga Kencana. Viktor berharap hal ini menjadi inspirasi dan contoh bagi provinsi dan juga kabupaten kota yang ada di Indonesia. Dengan begitu, apa yang menjadi tujuan dapat tercapai, yakni menciptakan keluarga yang berkualitas dalam menyongsong Indonesia Emas 2045.
“Kami juga ingin mengajak seluruh unsur untuk secara pentahelix meningkatkan partisipasi masyarakat dan stakeholders dalam menjadi orang tua asuh untuk penurunan dan pencegahan stunting. Kami mengajak seluruh unsur untuk meningkatkan partisipasi perempuan dalam angkatan kerja dengan tetap memberikan pengasuhan yang layak bagi anak,” harap Viktor.






