Minggu, 21 September 2025 13:17

Koran Mandala – Krisis sampah di Kota Bandung kian memperparah wajah kota, kali ini mencuat dari kawasan Pamoyanan, Kecamatan Cicendo.

Tumpukan sampah yang menggunung di Tempat Penampungan Sementara (TPS) Pamoyanan bukan hanya merusak pemandangan, tetapi juga menebar bau menyengat, mengundang lalat, dan melahirkan air lindi yang mencemari lingkungan.

Namun, hingga kini, pemerintah Kota Bandung terkesan lamban bahkan nyaris abai menangani situasi ini.

Persib Bandung Perkenalkan William Marcilio Sebagai Rekrutan Asing Anyar

Pantauan langsung pada Rabu, 25 Juni 2025, menunjukkan kondisi yang memprihatinkan: gunungan sampah tumpah ke badan jalan, mencampur adukkan sampah organik dan anorganik yang sebagian besar telah membusuk dan menghitam. Ironisnya, semua itu terjadi di tengah pemukiman warga.

“Sampah ini sudah hampir seminggu tidak diangkut. Baunya sangat menyengat, apalagi kalau cuaca panas atau habis hujan. Saya jijik, kesal, dan merasa tidak dihargai sebagai warga,” ujar Riri (47), warga Jalan Mahmud, Pamoyanan, saat ditemui di sekitar lokasi.

Kondisi ini bukan tanpa peringatan. Asep (56), petugas kebersihan TPS Pamoyanan, secara gamblang mengakui bahwa pengangkutan sampah semakin tidak menentu.

“Sekarang paling sekali seminggu, kadang cuma setengah truk yang ngangkut. Dulu bisa dua sampai tiga kali seminggu,” ungkapnya.

Asep menyebut bahwa alasan klasik yang sering digunakan adalah kondisi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti yang sedang diperluas. Namun, ia menilai alasan itu tak lagi relevan untuk menutupi kelambanan penanganan.

“Masalah di Sarimukti itu sudah lama. Tapi sampai sekarang kota belum bisa atasi sampah dengan benar. Di Pamoyanan saja, tempat kecil seperti ini, masih tidak jelas jadwalnya,” tegas Asep, dengan nada kecewa.

1 2

Koranmandala.com

Comments are closed.

Exit mobile version