Koran Mandala –Modus kejahatan semakin licik. Di tengah hiruk-pikuk Kota Bandung, tepatnya di kawasan Jatayu, Kecamatan Cicendo, sebuah bengkel abal-abal menjadi kedok peredaran obat keras tanpa resep yang menyasar generasi muda.
Ironisnya, praktik ini berlangsung hampir satu tahun tanpa terendus, hingga akhirnya dibongkar aparat kepolisian.
Dalam operasi gabungan yang digelar Selasa siang 24 Juni 2025, Polsek Cicendo dibantu Satpol PP dan Linmas berhasil menggerebek lokasi yang selama ini dianggap hanya bengkel kecil biasa.
Santer Dikabarkan Akan Merapat ke Persib Bandung, Pemain Timnas Irak Ini Gagal Singgah Di Bandung
Faktanya, tak ada satu pun alat perbengkelan ditemukan di dalam bangunan itu. Yang ada justru ratusan butir obat terlarang, seperti tramadol, eximer, dan Triex.
Dua pelaku diamankan, salah satunya berinisial RP (36), yang berperan sebagai penjual sekaligus pemilik tempat.
“Tempat itu hanya kedok. Mereka pasang banner bengkel supaya tidak dicurigai. Tapi begitu masuk, kosong. Transaksi obat dilakukan sembunyi-sembunyi, hanya kepada pelanggan tertentu,” ujar Aipda Agus, Bhabinkamtibmas Polsek Cicendo, Selasa (24/6).
Warga sekitar mengaku sudah lama curiga, lantaran aktivitas di tempat itu tidak wajar. Banyak pemuda datang sebentar lalu pergi, terutama pada siang dan malam hari.
“Kalau bengkel, masa nggak pernah ada motor dibongkar? Yang datang cuma numpang lewat. Jelas ini meresahkan,” ucap seorang warga yang meminta namanya dirahasiakan.
Beberapa Hari Menjelang Latihan Perdana Skuad Belum Komplit, Persib Incar Bomber Liga Kamboja ?
Dari hasil penyelidikan awal, RP mengaku mendapat pasokan obat dari luar kota. Harga jual per butir berkisar antara Rp5.000 hingga Rp50.000, tergantung jenis dan jumlah pesanan. Mirisnya, sasaran utama mereka adalah remaja dan pemuda yang dijadikan pelanggan tetap.






